MinyaKita, minyak goreng kemasan bersubsidi, kembali menjadi sorotan publik setelah sebuah video perbandingan takaran minyak viral di media sosial. Dalam video yang diunggah oleh akun Instagram @asahid_tehyung, MinyaKita yang seharusnya berisi 1 liter ternyata hanya mencapai sekitar 800 mililiter, jauh di bawah standar yang tertera di kemasan.
Sementara itu, dua merek lain yang dibandingkan, yaitu Sunco dan Barco, justru menunjukkan takaran yang lebih akurat. Sunco terisi pas di garis 1.000 ml, sementara Barco bahkan lebih dari itu.
“Maaf ya, ternyata 1 liter minyak nggak sama dengan 1 liter air. Jadi pelajaran buat Teteh nih pas pakai timbangan dapur digital!” tulis pemilik akun dalam unggahannya. Ia pun akhirnya membeli minyak baru dan mengukur ulang menggunakan gelas ukur.
Mentan Turun Tangan: MinyaKita tak Sesuai Takaran
Viralnya video ini bertepatan dengan temuan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, yang melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (8/3/2025). Dalam sidak tersebut, Mentan juga mendapati kemasan MinyaKita hanya berisi sekitar 750-800 ml, tidak mencapai 1 liter seperti yang tertera pada label.
“Ini jelas tidak cukup 1 liter,” tegas Mentan.
Tak hanya itu, Mentan juga menemukan MinyaKita dijual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang seharusnya Rp15.700 per liter, namun di lapangan justru dijual seharga Rp18.000.
Mentan pun langsung memerintahkan jajarannya untuk melakukan uji takaran dengan menggunakan gelas ukur, yang disaksikan oleh aparat kepolisian dari Satgas Pangan. Hasilnya, volume MinyaKita memang tidak sesuai dengan yang tercantum di kemasan.
Ancaman Sanksi bagi Produsen
Atas temuan ini, Mentan menegaskan akan mengambil langkah tegas terhadap produsen yang terbukti melakukan pelanggaran.
“Kami minta untuk diproses dan jika terbukti bersalah, kami minta agar pabrik ini ditutup dan produk mereka disegel,” ujar Mentan dengan nada serius.
Ia juga menegaskan bahwa perbuatan tersebut sangat merugikan rakyat, terutama saat bulan Ramadhan, di mana harga kebutuhan pokok sedang naik.
“Saudara kita ini sedang mencari pahala di bulan Ramadhan, tapi malah mencetak dosa dengan tindakan ini,” lanjutnya.