Banjir Rendam 449 Rumah Warga di Karawang, Pertamina Datang Salurkan Bantuan


Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat, melalui Sales Area Karawang dan Fuel Terminal Cikampek, menyalurkan bantuan kepada korban banjir di Posko Siaga Darurat Bencana Banjir, Banjir Bandang, Cuaca Ekstrem, Gelombang Ekstrem, serta Tanah Longsor Kabupaten Karawang pada Jumat (7/3). Bantuan tersebut diterima langsung oleh Kepala Pelaksana BPBD Karawang, Mahpudin.

Eko Kristiawan, Area Manager Communication, Relations & CSR Regional Jawa Bagian Barat PT Pertamina Patra Niaga, menjelaskan bahwa pemberian bantuan ini merupakan bagian dari Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) atau CSR perusahaan melalui program Pertamina Peduli.

“Melalui Program Pertamina Peduli, kami berharap dapat membantu meringankan beban masyarakat yang terdampak banjir,” ujar Eko dalam siaran persnya.

Bantuan yang diberikan mencakup berbagai kebutuhan pokok seperti tabung Bright Gas, beras, minyak goreng, mi instan, susu UHT, biskuit, makanan bayi, serta perlengkapan lainnya.

Kepala Pelaksana BPBD Karawang, Mahpudin, menyampaikan apresiasi atas bantuan yang diberikan oleh Pertamina.

“Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan. Selanjutnya, bantuan ini akan disalurkan kepada masyarakat terdampak banjir Karawang dan untuk keperluan dapur umum,” ungkap Mahpudin.

Berdasarkan catatan BPBD Karawang, hingga Jumat, dari 15 desa/kelurahan yang sebelumnya terendam banjir, tersisa dua desa yang masih dilanda banjir, yakni Desa Karangligar di Kecamatan Telukjambe Barat serta Desa Sukamakmur di Kecamatan Telukjambe Timur.

Di Desa Karangligar dan Sukamakmur tersebut, sebanyak 449 rumah masih terendam banjir dengan ketinggian bervariasi antara 20-200 centimeter.

Sebanyak 556 keluarga yang terdiri atas 1.738 jiwa terdampak banjir. Dari jumlah warga yang terdampak banjir itu, terdapat 713 jiwa yang masih mengungsi.

Mahpudin mengatakan, saat ini sebagian besar daerah yang terendam banjir sudah surut.

Banjir di Karawang terjadi sejak beberapa hari terakhir akibat tingginya curah hujan yang memicu meluapnya air sungai Cibeet dan Citarum.