Iga Swiatek mengungkapkan rahasia permainan tenisnya yang mendominasi dua pertandingan yang telah ia lakoni di Indian Wells.
Mengalahkan Carolina Garcia dengan 6-2, 6-0 pada laga pembukanya, Swiatek kembali mendominasi pertandingan membungkam Dayana Yastremska 6-0, 6-2, Minggu (9/3) waktu setempat atau Senin WIB, untuk mengamankan tempat di babak keempat BNP Paribas Open.
Pemain peringkat dua dunia itu sudah menjadi juara empat kali di lapangan tanah liat merah Roland Garros pada usianya yang ke-23.
“Permainan saya cocok dengan permukaan di sini, ya. Permukaannya membantu, tetapi itu bukan satu-satunya hal. Anda tetap harus melakukan pekerjaan itu,” kata Swiatek dalam konferensi pers usai laga seperti disiarkan WTA, Senin (10/3).
Sebagai juara di Indian Wells pada 2022 dan 2024, Swiatek mengincar gelar ketiganya — sesuatu yang belum pernah diraih oleh petenis putri mana pun.
Ia akan berhadapan dengan pemenang pertandingan berikutnya antara unggulan ke-15 Karolina Muchova yang mengalahkan Katerina Siniakova 7-5, 6-1.
Swiatek mencatatkan angka-angka yang menakjubkan di Indian Wells, menang 20-2, dengan persentase kemenangan 0,909 yang hanya kalah dari Martina Navratilova yang menang 10-0.
Dari 20 kemenangan tersebut, 17 di antaranya diraih dalam set langsung — bukti dominasi Swiatek di Indian Wells.
Sejak format tersebut diperkenalkan pada 2009, Swiatek memiliki catatan (0,817, 103-23) hanya kalah dari Serena Williams (0,841, 148-28) dalam persentase kemenangan di ajang WTA 1000 tersebut.
Hanya Victoria Azarenka (33) yang mencatat lebih banyak set dengan skor 6-0 di ajang WTA 1000 daripada Swiatek yang mencatat 31 set sejak format tersebut diperkenalkan pada 2009.
Bagaimana rasanya berada di tengah-tengah kemenangan 6-0?
“Saya tahu bahwa saya berada di tempat yang baik dan saya menuju ke arah yang benar,” kata Swiatek mengenai catatannya di bawah Azarenka.
“Jadi saya merasa sangat bersemangat. Namun di sisi lain, tenang, karena saya tidak merasa terancam.”
“Saya tahu bagaimana rasanya. Saya tidak tahu seperti apa kelihatannya, karena saya bahkan tidak menonton pertandingan-pertandingan yang biasanya saya mainkan dengan sempurna, karena tidak banyak yang perlu diubah atau dianalisis,” ujar petenis berusia 23 tahun itu.