Presiden AS Donald Trump mengatakan pihaknya tengah berdiskusi dengan empat kelompok berbeda mengenai penjualan platform media sosial TikTok yang dimiliki perusahaan asal China, ByteDance.
Trump juga mengungkapkan akan mempertimbangkan semua opsi terkait penjualan TikTok mengingat keempat pihak tersebut menunjukkan prospek yang positif.
Saat ini, TikTok telah berada di bawah pengawasan ketat di AS karena masalah keamanan data, yang mendorong upaya untuk mengalihkan kepemilikannya ke perusahaan AS. Bulan lalu, Wakil Presiden JD Vance dan Penasihat Keamanan Nasional Michael Walz ditugaskan untuk mengawasi negosiasi penjualan yang potensial.
Sebelumnya, pada Kamis (6/3/2025), Trump menyatakan bahwa ia mungkin akan memperpanjang batas waktu bagi ByteDance, perusahaan induk TikTok, untuk menjual platform tersebut dari tenggat waktu yang sebelumnya ditetapkan, yakni tanggal 5 April 2025, atau menghadapi ancaman pemblokiran di AS.
Pernyataan ini muncul menjelang tenggat waktu yang telah diperpanjang selama 75 hari melalui perintah eksekutif yang dikeluarkan Trump pada Januari lalu. Perpanjangan ini sementara waktu memungkinkan TikTok tetap beroperasi setelah aplikasi tersebut sempat tutup pada 19 Januari 2025 karena melewati batas waktu yang ditetapkan oleh regulator.
Sikap Trump yang lebih terbuka terhadap perpanjangan tenggat waktu ini menunjukkan pergeseran dari upaya sebelumnya untuk sepenuhnya melarang TikTok. Baru-baru ini, ia mengusulkan agar AS memperoleh 50 persen saham TikTok melalui perusahaan patungan yang mungkin melibatkan dana investasi negara.