Perusahaan teknologi Oracle disebut sebagai kandidat utama mitra penyedia teknologi cloud dalam pengelolaan operasional platform media sosial TikTok di AS.
Menurut laporan The Information yang dikutip Jumat (14/3/2025), sumber-sumber yang terdiri atas investor, bankir, dan mantan eksekutif yang memahami perusahaan induk TikTok, ByteDance, menyatakan bahwa perusahaan asal China itu lebih memilih Oracle dibandingkan penyedia cloud lainnya.
Sebagai informasi, sejak 2022 lalu, TikTok telah menggunakan server Oracle untuk menyimpan data penggunanya di AS.
Laporan The Information juga menyebutkan bahwa ByteDance ingin mempertahankan kendali atas operasional TikTok dengan Oracle sebagai mitra.
Presiden AS Donald Trump diwartakan telah menunjukkan dukungan terhadap peran Oracle dalam kesepakatan dengan TikTok.
Meski demikian, pihak Oracle belum merespons permintaan wartawan mengenai potensi kemitraan perusahaan dengan TikTok.
Pada 20 Januari 2025, Trump telah menandatangani perintah eksekutif untuk menunda tenggat yang ditetapkan bagi ByteDance, memberikan perpanjangan waktu 75 hari kepada perusahaan itu untuk menemukan pembeli yang berbasis di AS supaya bisa melanjutkan operasional TikTok di negara itu.
Trump mengajukan skema agar AS memiliki 50 persen saham di TikTok melalui usaha patungan dengan perusahaan teknologi lain.
Oracle dan Microsoft diwartakan termasuk perusahaan yang berpotensi membeli aplikasi milik perusahaan asal China, ByteDance, tersebut.
Beberapa waktu lalu, Trump menyebut bahwa diskusi mengenai penjualan TikTok sedang dilakukan dengan empat kelompok berbeda.