Presiden RI Prabowo Subianto dikabarkan akan segera mengubah struktur Kabinet Merah Putih usai perayaan Idul Fitri 1446 Hijrah.
Tak tanggung-tanggung, pergantian struktur akan dilakukan pada skuad ekonomi seperti Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akan diganti oleh Wakil Menteri Keuangan, Thomas Djiwandono. Sedangkan kursi Menteri Koordinator bidang Perekonomian akan diisi oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, serta Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid akan diganti oleh Wamennya, Angga Raka Prabowo.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai, perubahan struktur ini dilakukan tidak jauh-jauh dari urusan politik. Pasalnya, pergantian kursi menteri diisi oleh jajaran kader Partai Gerindra yang saat ini tengah menguasai pemerintah.
“Untuk itu reshuffle yang diwacanakan berlangsung usai idul Fitri ini juga politis, terlebih tokoh seperti Angga Raka, Thomas Djiwandono, merupakan kader Gerindra, dan memang sudah disiapkan sejak awal,” kata Dedi saat dihubungi Inilah.com, Jakarta, Sabtu (15/3/2025).
Adapun, Dedi menilai sejauh ini reshuffle dilakukan tidak terlepas dari urusan politik. Bahkan sejak kepemimpinan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi).
“Sejauh ini reshuffle dilakukan lebih pada urusan politik, porsi urusan profesional di kepemimpinan Jokowi, dan saat ini Prabowo, cukup minim,” ucapnya.
Akibatnya mengedepankan urusan politik, ungkap Dedi, pergantian posisi ini bukan memperbaiki masalah pemerintah sekarang. Pasalnya, pejabat yang mengisi Kabinet Merah Putih mendatang dikhawatirkan tidak setangguh mereka.
“Satu sisi Sri Mulyani yang terbukti tangguh sejak era SBY sekalipun mengalami kesulitan saat ini, terlebih jika Menkeu dikendalikan oleh tokoh yang lebih minim pengalaman dibanding Sri Mulyani, tentu sedikit mengkhawatirkan,” ujarnya.
Dedi mengatakan Prabowo dalam menjalani kekuasaan cenderung personal. Dan langkah ini tentu mereplikasi Jokowi yang banyak gagasan personal dibanding gagasan kolektif kabinet.
“Resikonya, kita tidak bisa membaca apa yang terjadi berikutnya, karena arah pembangunan seperti sekehendak Presiden secara pribadi,” tuturnya.