Kepala Pelaksana Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta, Isnawa Adji menyebut banjir rob yang diprediksi terjadi pada akhir Maret di kawasan utara Jakarta dipicu oleh gerhana bulan. Hal itu berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
“Berdasarkan data BMKG, fenomena worm moon atau bulan purnama yang terjadi bersamaan dengan fase bulan perigee atau gerhana bulan berpotensi menyebabkan banjir pesisir (rob) di wilayah Indonesia termasuk Jakarta,” kata Isnawa kepada wartawan dikutip Minggu (16/3/2025).
Isnawa mengatakan, pihaknya akan melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) lagi untuk mengantisipasi bencana tersebut. Dia menjelaskan, upaya ini penting dilakukan untuk meminimalisasi dampaknya, apabila banjir rob melanda.
“Melakukan kegiatan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC), karena dampak fenomena ini dapat semakin besar apabila disertai cuaca buruk di wilayah pesisir,” ujar Isnawa.
Dia menyebutkan, OMC dilakukan selama 10 hari dari 11 Maret 2025. Selain itu, pihaknya juga melakukan koordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan BPBD Provinsi Jawa Barat.
“Untuk memastikan sinergi dalam pelaksanaan modifikasi cuaca ini,” kata Isnawa.
Dia menegaskan bahwa pihaknya akan memberikan peringatan dini terkait potensi banjir rob kepada masyarakat yang berada di wilayah rawan. Seperti wilayah yang berada di pesisir Jakarta termasuk Kepulauan Seribu.
“BPBD DKI Jakarta juga menyiagakan personel dan peralatan, seperti perahu karet di lokasi-lokasi rawan banjir rob untuk memastikan respons cepat saat terjadi genangan,” ucapnya.
Tidak hanya itu, Isnawa menyebut, pihaknya juga akan menyiapkan layanan kedaruratan selama siaga banjir rob.
“BPBD juga menyiagakan layanan call center Jakarta Siaga 112 yang beroperasi 24 jam untuk menangani kejadian kedaruratan termasuk dampak banjir rob,” ujarnya.