Kecaman Dunia terhadap Serangan Terbaru Israel ke Jalur Gaza


Serangan udara mendadak Israel ke Jalur Gaza yang menewaskan ratusan warga Palestina pada Selasa (18/3/2025), menuai kecaman dunia.

Israel kembali melancarkan serangan besar-besaran ke Jalur Gaza, Palestina, pada Selasa dini hari waktu setempat. Tak hanya menyerang Gaza, Israel juga menyerang Tepi Berat hingga menewaskan sekitar 500 warga Palestina dan melukai ratusan lainnya, menurut Menteri Kehakiman sekaligus Penasihat Presiden Palestina Mahmoud Al-Habbash dalam kunjungannya di Jakarta, Selasa.

Menurut keterangan organisasi kemanusiaan MER-C, serangan Israel di Gaza utara pada Selasa dini hari, atau sekitar pukul 02.00 menjelang waktu sahur di Gaza, juga menewaskan belasan orang sehingga para korban harus dilarikan ke Rumah Sakit Indonesia di Gaza untuk mendapat perawatan medis.

Serangan itu terjadi di tengah proses gencatan senjata tahap pertama yang tengah berlangsung.

Menyusul serangan besar-besaran tersebut, masyarakat internasional menyampaikan kecaman dan seruan terbaru mereka atas serangan tersebut.

Berikut adalah kecaman dan seruan yang disampaikan masyarakat internasional, dikutip dari berbagai sumber.

1. Kepala HAM PBB Serukan Diakhirinya ‘Mimpi Buruk’ di Gaza

Kepala Hak Asasi Manusia PBB Volker Turk pada Selasa mengatakan serangan udara Israel baru-baru ini di Gaza ‘akan menambah tragedi demi tragedi’, dan menyerukan agar ‘mimpi buruk’ di wilayah yang terkepung itu segera diakhiri.

“Saya merasa ngeri dengan serangan udara dan penembakan Israel tadi malam di Gaza, yang menewaskan ratusan orang, menurut Kementerian Kesehatan di jalur itu. Ini akan menambah tragedi demi tragedi,” kata Turk dalam sebuah pernyataan.

Ia menekankan bahwa kekerasan selama 18 bulan terakhir ‘memperjelas bahwa tidak ada jalan keluar militer dari krisis ini’, dan mencatat bahwa satu-satunya jalan keluar ke depan adalah penyelesaian politik, sesuai dengan hukum internasional.

“Langkah Israel untuk menggunakan lebih banyak kekuatan militer hanya akan menambah kesengsaraan lebih lanjut bagi penduduk Palestina yang sudah menderita dengan kondisi yang sangat buruk,” katanya.

“Mimpi buruk ini harus segera berakhir. Para sandera harus segera dibebaskan tanpa syarat. Semua yang ditahan secara sewenang-wenang harus segera dibebaskan tanpa syarat,” desak Turk, seraya menegaskan bahwa perang harus berakhir selamanya.

2. Palestina Serukan Intervensi Internasional Hentikan Genosida Israel

Otoritas Palestina pada Selasa menyerukan intervensi internasional yang mendesak untuk menghentikan perang genosida Israel di Jalur Gaza.

Tentara Israel menggempur Jalur Gaza pada Selasa pagi, meskipun ada perjanjian gencatan senjata.

Beberapa gambar yang muncul dari Gaza menunjukkan bahwa sebagian besar korban adalah warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, yang rumahnya dibom pada malam hari.

Sebuah pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Palestina menyebut serangan Israel terhadap warga sipil di daerah kantong itu sebagai ‘gangguan terhadap upaya internasional untuk rekonstruksi Gaza dan usaha Israel menghindari kewajiban untuk melakukan gencatan senjata’.

“Solusi politik adalah kunci untuk mencapai ketenangan, menghentikan agresi, dan memulihkan cakrawala politik guna menyelesaikan konflik,” tambah mereka.

“Kami menyerukan sikap internasional yang tegas untuk menerapkan penghentian agresi segera dan memperingatkan untuk tidak melakukan upaya pendudukan dengan menggusur rakyat kami,” kata kementerian itu.

3. Mesir Kecam Serangan Israel ke Gaza, Sebut Sebagai Pelanggaran Nyata

Mesir mengecam serangan udara Israel yang kembali terjadi di Jalur Gaza pada Selasa, dan menyebutnya sebagai ‘pelanggaran terang-terangan’ terhadap perjanjian gencatan senjata.

Tentara Israel menggempur Jalur Gaza pada Selasa dini hari, melanggar perjanjian gencatan senjata yang mulai berlaku pada 19 Januari 2025.

Gambar-gambar yang muncul dari Gaza menunjukkan bahwa sebagian besar korban adalah warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, yang rumahnya dibom saat hari masih gelap.

“(Serangan itu) merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap perjanjian gencatan senjata dan merupakan eskalasi berbahaya yang mengancam akan menimbulkan konsekuensi serius bagi stabilitas kawasan,” kata Kementerian Luar Negeri Mesir dalam sebuah pernyataan.

Mesir menegaskan kembali penolakannya sepenuhnya terhadap semua serangan Israel yang bertujuan untuk menyalakan kembali ketegangan di kawasan tersebut dan menggagalkan upaya untuk mencapai de-eskalasi.

4. Spanyol Kecam Gelombang Baru Kekerasan ‘Tanpa Pandang Bulu’ di Gaza

Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares pada Selasa mengecam serangan Israel yang kembali terjadi di Jalur Gaza.

“Saya tidak dapat menemukan kata-kata untuk menggambarkan situasi di Gaza,” kata Albares kepada lembaga penyiaran Spanyol, Onda Cero.

“Kita harus turut berduka dan menolak gelombang kekerasan dan pengeboman baru ini, yang tanpa pandang bulu menghantam penduduk sipil,” katanya.

Sebelumnya, Kepala Badan Bantuan PBB untuk Palestina UNRWA Philippe Lazzarini, mengunggah di X bahwa ada ‘pemandangan mengerikan warga sipil yang tewas, di antaranya anak-anak, setelah gelombang pengeboman besar-besaran oleh pasukan Israel semalam’.

Menlu Albares menambahkan bahwa Spanyol telah mengecam Israel karena memutus bantuan kemanusiaan dan listrik ke Gaza sejak fase pertama gencatan senjata berakhir awal bulan ini.

“Sebagai pengingat, semua ini bertentangan dengan hukum humaniter internasional,” katanya.

Albares juga meminta semua pihak untuk mengupayakan gencatan senjata permanen, mengizinkan bantuan kemanusiaan memasuki Gaza, dan memulai upaya rekonstruksi.

5. China Desak Penghentian Eskalasi di Gaza Menyusul Serangan Israel

China pada Selasa mendesak agar tidak terjadi eskalasi di Gaza di tengah pengeboman Israel baru-baru ini. Mereka juga menyatakan harapannya agar perjanjian gencatan senjata dilanjutkan dan diimplementasikan.

“Beijing sangat prihatin dengan situasi terkini antara Palestina dan Israel,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning dalam konferensi pers rutin.

“Kami berharap semua pihak dapat dengan sungguh-sungguh mendorong implementasi perjanjian gencatan senjata yang berkelanjutan dan efektif, menghindari tindakan apa pun yang dapat menyebabkan eskalasi situasi, dan mencegah bencana kemanusiaan berskala lebih besar,” demikian kata juru bicara itu.