Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo boleh saja berbangga karena kredit perbankan tumbuh subur hingga 10,30 persen. Tapi nyatanya, sektor bisnis tak berkembang pesat. bahkan banyak yang mandek dan akhirnya mati.
“Kredit perbankan tetap tinggi untuk mendukung upaya mendorong pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan kredit mencapai 10,30 persen yoy pada Februari 2025,” ujar Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers RDG, Rabu (19/3/2025).
Dari sisi penawaran, kata Perry, pertumbuhan kredit perbankan ditopang realokasi alat likuid ke kredit yang terus berlanjut. Didukung pendanaan dari pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang terus mencatatkan tren positif sejak 2025. “Serta ketersediaan likuiditas yang tetap baik sejalan dengan implementasi penguatan KLM,” jelasnya.
Namun, data membeberkan, jumlah kredit menganggur atau undisbursed loan di perbankan, angkanya cukup besar.
Ambil contoh Kelompok Bank berdasarkan Modal Inti (KBMI) 4, total kredit menganggur mencapai Rp879,93 triliun per Januari 2025. Angka ini naik 8,76 persen ketimbang Januari 2024.
Dari porsi kredit menganggur itu, PT Bank Central Asia Tbk atau BCA memberikan sumbangan terbesar yakni Rp427,18 triliun, meningkat 6,46 persen ketimbang angka Januari 2024.
Disusul Bank Mandiri dengan pertumbuhan kredit menganggur 20,91 persen secara tahunan atau year on year (yoy), sebesar Rp261,45 triliun. Sedangkan penyaluran kredit bank berlogo pita biru-kuning keemasan ini, tumbuh 19,3 persen (yoy).
Tempat selanjutnya Bank BNI yang kredit menganggurnya tumbuh 8,95 persen (yoy), dengan nilai Rp58,58 triliun. Dari segi nominal, BNI memiliki jumlah kredit menganggur terkecil di antara bank KBMI 4.
Sebaliknya, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) atau BRI mencatatkan tren berbeda. Kredit menganggur BRI justru turun 3,75 persen (yoy) menjadi Rp132,71 triliun. Artinya, Bank BRI yang dikenal sebagai bank-nya wong cilik ini, berhasil mengelola pencairan kredit dengan lebih efektif.
Corporate Secretary Bank Mandiri, M Ashidiq Iswara mengungkapkan, salah satu faktor utama meningkatnya kredit menganggur, karena adanya proyek atau kredit investasi yang masih dalam proses pencairan bertahap, sesuai jadwal.
Selain itu, Bank Mandiri juga berusaha menjaga keseimbangan antara persetujuan pinjaman dan pencairannya guna memastikan pertumbuhan berkelanjutan serta mengelola risiko dengan baik. Ke depan, Bank Mandiri menargetkan pertumbuhan kredit secara konsolidasi berada di kisaran 10-12 persen (yoy).
Sedangkan EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F Haryn, menerangkan, kredit BCA per Januari 2025 dalam kondisi sehat’ Total kreditnya mencapai Rp893 triliun.
Sedangkan kredit menganggur di BCA masih setara 47,81 persen dari total kredit yang disalurkan. Jadi masih lebih besar kredit yang terserap pasar.