Wakil Ketua Komisi XI DPR dari Fraksi PKB, Hanif Dhakiri menyatakan, terjun bebasnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga 6 persen dan sempat dibekukan sementara oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) atau trading halt, mencerminkan besarnya kekhawatiran pasar terhadap perekonomian Indonesia.
Mantan Menteri Ketenagakerjaan ini, sepakat bahwa situasi ekonomi Indonesia saat ini, cukup bikin ‘ngeri-ngeri sedap’. Fenomena lemahnya daya beli, perlambatan sektor riil serta tertekannya konsumsi rumah tangga, merupakan bukti kuat.
Ditambah pula banyaknya industri yang ambruk, berdampak kepada melonjaknya jumlah pengangguran. Termasuk ditundanya pengangkatan calon pegawai negeri sipil (CPNS) serta pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).
“Pasar saham dan ekonomi nyata sedang menghadapi tekanan serius. Investor kehilangan kepercayaan, masyarakat menahan belanja. Jika ini berlanjut, dampaknya akan semakin luas,” kata Hanif di Jakarta, Kamis (20/3/2025).
Kondisi ini, kata dia, merupakan sinyal nyata yang perlu menjadi atensi serius bagi tim ekonomi Presiden Prabowo. Menurutnya, pasar saham jatuh karena ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang jauh dari ekspektasi, sementara deflasi mencerminkan kurangnya permintaan dari sektor riil.
“Investor butuh kepastian kebijakan, sementara masyarakat butuh kepastian ekonomi. Stimulus ekonomi harus segera dipercepat. Bantuan sosial, insentif pajak, serta pencairan THR harus berjalan tepat waktu untuk menopang daya beli,” tegasnya.
Ia menegaskan, pemerintah harus bergerak cepat mengingat kepercayaan pasar harus dipulihkan, investasi harus didorong, dan kebijakan moneter serta fiskal harus selaras, agar ekonomi tidak semakin terpuruk.
“Ekonomi butuh kepastian, bukan sekadar wacana. Jika tidak ditangani dengan tepat, kita bisa menghadapi perlambatan yang lebih dalam,” tandasnya.
Mengingatkan saja, IHSG pada penutupan perdagangan sesi I, Selasa (18/3/2025), mengalami longsor 6,12 persen ke posisi 6.076,08. Sementara indeks LQ45 menurun 38,27 poin atau 5,25 persen ke angka 691,08.
Agar jatuhnya tak semakin dalam, BEI sebagai otoritas saham menghentikan sementara (trading halt). Pelan tapi pasti, IHSG kembali ke zona hijau. Pada penutupan perdagangan Kamis (20/3/2025), IHSG menguat 1,11 persen atau 70,01 poin ke level 6.381,67. Saat pembukaan, IHSG bertengger di level 6.311,66.