Timnas Indonesia U-17 akan menghadapi Korea Utara di perempat final Piala Asia 2025, Senin (14/4) malam pukul 21.00 WIB.
Berbekal tiga kali kemenangan di penyisihan Grup C, Garuda Muda sudah sangat siap secara mental, fisik dan visi, selain bermain dalam balutan kepercayaan diri yang kuat yang membuat mereka tampil sengotot dan seberani Korea
Mereka juga mendapatkan waktu istirahat yang sedikit lebih lama dan rotasi pemain yang menyegarkan energi tim, selain membuat pelatih mendapatkan opsi lebih banyak.
Dalam tiga pertandingan penyisihan, Pelatih Nova Arianto menerapkan tiga taktik berbeda, namun hasilnya tetap sama, menang!
Nova menerapkan strategi yang menekankan pertahanan rapat dan serangan balik, pada tingkat yang membuat Korea Selatan frustrasi.
Akibatnya, selain menyebabkan Korea Selatan gagal mengapitalisasi 15 peluang, Garuda Muda juga membuat Korea Selatan gigit jari lewat 47 sapuan dan 26 tekel yang dimenangkan tim Garuda Muda.
Namun, begitu menghadapi lawan berkarakter berbeda dan level kekuatan yang berbeda pula, Garuda Muda pun memasang strategi lain yang lebih terbuka.
Hasilnya, Garuda Muda membuat 11 peluang yang enam di antaranya tepat sasaran ketika Yaman hanya membuat 9 peluang yang 5 di antaranya tepat sasaran.
Dalam laga melawan Yaman itu, mereka menjadi tim yang sangat klinis sampai-sampai memasukkan tiga gol dari permainan terbuka, selain satu gol dari penalti.
Garuda Muda semakin berani menyerang kala melawan Afghanistan, hingga mendominasi 52 persen penguasaan bola dan menciptakan delapan peluang yang dua di antaranya berbuah gol, padahal skuad sudah dirombak kekuatannya oleh rotasi pemain.
Yang juga istimewa dari laga melawan Afghanistan adalah semangat pantang menyerah sampai bisa mencetak dua gol pada menit-menit terakhir pertandingan.
Gaya Main Korea Utara
Gaya bermain Korea Utara punya gaya main yang mirip dengan Korea Selatan. Untuk itu, Garuda Muda sepertinya bakal menerapkan lagi cara yang membuat mereka melumpuhkan Korea Selatan yang agresif menekan dan ngotot.
Karena ini tentang bagaimana pertandingan dimenangkan, Nova Arianto mungkin mengubah lagi strategi bermain timnya, dengan tidak menerapkan pendekatan yang kemungkinan besar diterapkan Korea Utara, yakni bermain terbuka.
Ingat, Korea Utara dan Korea Selatan mencatat kemenangan selama fase grup karena lawan-lawannya terlalu percaya diri bisa mengimbangi dua Korea dengan bermain terbuka.
Korea Selatan menghancurkan Afghanistan 6-0 dan menundukkan Yaman 1-0 karena lawan-lawannya ini meladeni permainan terbuka mereka. Situasi sama terjadi pada Tajikistan yang dibantai Korea Utara 0-3.
Sebaliknya Iran dan Oman, terhindar dari terkaman Korea Utara karena bermain cerdas dengan mengandalkan pertahanan yang solid dan serangan balik yang mematikan. Kedua tim seri 1-1 dan 2-2 melawan Korea Utara.
Oman bahkan mengimbangi Korea Utara, di semua lini, dari tengah, sampai kedua sayap permainan.
Walau hasil itu gagal mengantarkan Iran dan Oman ke babak selanjutnya, Garuda Muda layak mencoba cara kedua tim itu guna menambah daya sengat seperti sudah mereka pamerkan kala mengalahkan Korea Selatan.
Pasukan Nova Arianto juga perlu meminimalkan kesalahan, seperti sudah mereka perlihatkan saat menjungkalkan Korea Selatan 1-0.