Presiden Ukraina Menuduh Warga China Bantu Rusia Membuat Drone


Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyebut warga negara China membantu memproduksi pesawat nirawak di sebuah fasilitas di Rusia dan menyatakan bahwa Moskow mungkin telah mencuri teknologi pesawat nirawak dari Beijing.

Pemimpin Ukraina menyampaikan komentar tersebut saat konferensi pers di Kyiv Selasa (22/4/205), beberapa hari setelah ia mengatakan China memasok senjata dan mesiu ke Rusia. Baru-baru ini juga terjadi penangkapan terhadap dua warga negara China yang berperang untuk Rusia melawan pasukan Ukraina.

“Saya meminta Dinas Keamanan Ukraina untuk mentransfer informasi yang lebih luas ke pihak China mengenai warga negaranya yang bekerja di pabrik pesawat nirawak,” kata Zelenskyy dalam konferensi pers itu.

“Kami percaya bahwa mungkin saja Rusia mencuri – membuat perjanjian dengan warga negara-negara ini di luar perjanjian dengan pimpinan China – mencuri teknologi-teknologi ini,” katanya.

“Informasi tersebut juga menjelaskan teknologi Tiongkok yang relevan untuk digunakan dalam pengembangan pesawat nirawak ini. Saya pikir penting bagi Beijing untuk melihat bagaimana mitranya bekerja sama dengan mereka,” katanya, menurut situs berita Ukrinform.

Kementerian Luar Negeri Ukraina telah memanggil Duta Besar China Ma Shengkun untuk menyampaikan kekhawatiran serius Ukraina tentang fakta partisipasi warga negara Tiongkok dalam aksi militer melawan Ukraina.

Zelensky sebelumnya mengatakan setidaknya 155 warga China bertempur dengan tentara Rusia – dua di antaranya baru-baru ini ditangkap oleh Ukraina. Ia juga mengaku memiliki informasi bahwa Tiongkok memasok senjata ke Rusia.

Wakil Menteri Luar Negeri Ukraina Yevhen Perebyinis menekankan bahwa keikutsertaan warga negara China dalam permusuhan terhadap Ukraina di pihak negara agresor, serta keterlibatan perusahaan Tiongkok dalam produksi produk militer di Rusia, merupakan masalah serius. 

Ini bertentangan dengan semangat kemitraan antara Ukraina dan Tiongkok. “Bukti fakta-fakta ini telah diteruskan oleh dinas khusus Ukraina ke pihak China,” kata kementerian tersebut.

Wakil menteri luar negeri itu juga menyerukan pihak Tiongkok untuk mengambil tindakan guna menghentikan dukungannya terhadap Rusia dalam agresinya terhadap Ukraina, yang telah berulang kali dinyatakan Beijing sebagai suatu hal yang tidak benar. 

Minggu lalu, China dengan tegas membantah menyediakan senjata. “Pihak China tidak pernah menyediakan senjata mematikan kepada pihak mana pun dalam konflik ini, dan secara ketat mengontrol barang-barang yang memiliki fungsi ganda,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Lin Jian.