Cak Imin Minta Kemenkes Cek Penyebab Siswa di Cianjur Keracunan MBG


Menko PM Muhaimin Iskandar alias Cak Imin merespon soal banyaknya siswa yang keracunan makan bergizi gratis (MBG). Dia meminta Kementerian Kesehatan untuk menginvestigasi penyebab siswa keracunan MBG di Cianjur.

“Itu yang harus dicek sumber utamanya ya. Tolong kepada Kementerian Kesehatan mengecek sumber utama keracunan itu. Apakah dari dapurnya, apakah dari proses angkutannya, apakah dari tempat lain-lain,” ujar Cak Imin kepada wartawan, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (24/3/2025).

Dia mengatakan pihaknya bakal menunggu hasil investigasi tersebut. Tak hanya itu, dia juga meminta agar pemerintah daerah segera mengambil tindakan atas kejadian keracunan itu.

“Nanti kita tunggu aja investigasinya. Laboratorium Kesehatan Daerah harus cepat ya mengambil langkah-langkah supaya kita tenang,” katanya.

Sebelumnya, Sedikitnya 78 siswa di Kabupaten Cianjur mengalami keracunan massal usai menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolahnya, Senin (21/4/2025). Puluhan siswa itu terbagi atas dua sekolah yakni Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Cianjur dan SMP PGRI 1 Cianjur.

Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jabar melakukan pemeriksaan sampel makanan secara menyeluruh guna memastikan tidak ada kasus keracunan massal pada pelaksanaan MBG di Cianjur.

Kepala Dinkes Cianjur Yusman Faisal mengatakan pihaknya bersama Dinkes Provinsi Jabar akan melakukan penelitian bersama guna memastikan penyebab keracunan masal yang menimpa puluhan siswa guna antisipasi ke depan.

“Kami juga sudah meminta laboratorium di Bandung untuk melakukan pemeriksaan sampel dengan cepat, sehingga dapat dilakukan berbagai upaya antisipasi ketika sudah diketahui penyebab pasti keracunan yang menimpa puluhan siswa MAN dan SMP PGRI,” katanya, Selasa (22/4/2025).

Dia menjelaskan, dugaan sementara penyebab keracunan sekitar 78 siswa setelah menyantap menu MBG pada Senin (21/42025), selang beberapa jam sejumlah siswa mengeluh pusing, mual dan muntah, sehingga mendapat perawatan di dua rumah sakit dan sejumlah puskesmas.

Jumlah siswa MAN I Cianjur yang mengeluhkan keracunan terus bertambah yang semula hanya 21 orang menjadi 55 orang menjalani perawatan di RSUD Sayang Cianjur dan RS Bhayangkara, sedangkan sisanya menjalani perawatan di rumah.

Sedangkan siswa SMP PGRI I yang mengeluhkan hal yang sama sekitar 23 orang sempat menjalani perawatan di RSUD Sayang Cianjur dan puskesmas terdekat, namun Selasa petang sudah diperbolehkan pulang karena kondisinya terus membaik.

“Kami tetap memberikan pengawasan bagi mereka yang sudah diperbolehkan pulang melibatkan tenaga kesehatan di sejumlah puskesmas dimana korban keracunan berdomisili,” katanya.