Selamatkan Peternak Ayam dari Kebangkrutan, Bapanas Ajak Masyarakat Beli Langsung


Usai Lebaran, peternak ayam justru harus menderita karena harga terjun bebas alias murah banget. Alhasil, mereka harus merugi jutaan bahkan miliaran dalam waktu cepat. Saat ini, sudah banyak peternak ayam yang gulung tikar. 

Atas fenomena ini, Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia bersinergi dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas) menginisiasi aksi solidaritas bertajuk Bela Beli Daging Ayam Ras Peternak. Aksi ini digelar serentak di berbagai wilayah Indonesia.

“Produk peternak yang diserap dengan harga yang sesuai, akan disalurkan kembali kepada masyarakat melalui berbagai program,” papar Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, Jakarta, dikutip Jumat (25/4/2025).  

Saat ini, harga ayam ras anjlok hingga di bawah harga acuan tetap atau HAP. Misalnya, harga ayam hidup (livebird) di Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jabodetabek hanya berkisar Rp13.200–Rp14.400 per kilogram.

Angka ini berada jauh di bawah titik impas atau break even point (BEP) yang mencapai Rp19.000 per kilogram. Dan masih di bawah HAP yang ditetapkan sebesar Rp25.000 per kilogram.

Atas murahnya harga ayam hidup, berdampak pula ke Harga telurnya. Di lapangan, harga jual hanya Rp22.800–Rp23.600 per kilogram. Masih di bawah HAP telur yang ditetapkan Rp26.500 per kilogram.

Melalui gerakan Bela Beli Daging Ayam Ras Peternak, kata Arief, Bapanas mengoordinasikan penyerapan ayam dan telur langsung dari peternak. Penyerapan dilakukan bersama dinas urusan pangan di tingkat provinsi serta kabupaten/kota.

“Selanjutnya daging dan telur ayam adi, kita salurkan untuk Gerakan Pangan Murah (GPM), Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP), kios pangan, bantuan sosial, dan distribusi lainnya yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat,” kata Arief.

Melalui gerakan ini, lanjutnya, masyarakat diajak untuk membeli daging ayam langsung dari peternak dengan harga wajar. Ayam karkas dijual Rp33.000 per kilogram, sedangkan ayam hidup ukuran 2,4 kilogram dilepas seharga Rp60.000 per ekor.

Arief menyebut inisiatif ini sebagai kolaborasi strategis untuk menjaga keseimbangan harga di tingkat produsen maupun konsumen.

“Dengan kolaborasi ini kita mengajak semua pihak serta seluruh masyarakat untuk ambil bagian dalam gerakan solidaritas pangan ini. Dengan membeli langsung dari peternak, kita tidak hanya membantu mereka bertahan, tetapi juga menjaga kesinambungan produksi pangan nasional,” ujar Arief.