Indef Masih Melihat Peluang Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Ini Syaratnya


Janji Presiden Prabowo Subianto menumbuhkan perekonomian menjadi 8 persen dalam 5 tahun, agak terganggu dengan munculnya proyeksi Bank Dunia yang menyebut angkanya hanya 4,8 persen dalam 3 tahun (2025-2027).

Namun, Kepala Center Makroekonomi dan Keuangan Indef, M Rizal Taufikurahman menyebut, masih ada peluang perekonomian Indonesia meroket hingga 8 persen pada 2029. Syaratnya, tahun ini angkanya tak boleh di bawah 5 persen.

“Tahun ini, adalah ujung tombak. Karena target ekonomi di akhir periode (2029) bisa 8 persen. Kalau tahun ini gagal target, rasanya tahun depan, tantangannya semakin berat untuk mencapai target itu,” kata Rizal dalam sebuah diskusi daring di Jakarta, dikutip Selasa (29/4/2025).

Selanjutnya, dia memberikan sejumlah usulan. Pertama, pemerintah harus fokus menjalankan reindustrialisasi berbasis value chain. Ke depan, pemerintah jangan hanya fokus kepada hilirisasi, atau downstreaming komoditas primer. “Mulai bergerak untuk membangun ekosistem industri,: ungkapnya.

Kedua, lanjutnya, adalah reformasi serta optimalisasi kebijakan investasi dan perpajakan, seperti tax holiday yang lebih selektif sampai perbaikan sistem online single submission (OSS).

Opsi ini, kata dia, sudah dibahas dalam negosiasi Indonesia dengan Pemerintah AS. “Daya tarik pasar Indonesia itu besar, tapi sayangnya masih belum optimal, belum jadi magnet. Karena execution gap antara desain kebijakan dengan realisasi di lapangan seringkali terjadi. Para investor tidak hanya butuh ‘karpet merah’, tapi justru yang lebih penting projectability dan policy stability,” beber Rizal.

Ketiga, Rizal menyarankan adanya kenaikan upah riil dan pemberian perlindungan sosial yang adaptif. Ini dianggap bisa mendorong konsumsi yang berkualitas bagi masyarakat Indonesia, khususnya para tenaga kerja.

“Keempat, perkuat sektor keuangan domestik dan pembiayaan inklusif. Sedangkan rekomendasi kebijakan yang kelima adalah menjaga stabilitas makroekonomi, yakni mencakup inflasi, nilai tukar rupiah, sampai defisit fiskal,” imbuhnya.

Dalam laporan Macro Poverty Outlook (MPO) yang dikeluarkan Bank Dunia edisi April 2025, menyebutkan, perekonomian Indonesia pada 2025 hingga 2027, rata-rata berada di kisaran 4,8 persen. Jauh seperti yang diharapkan Presiden Prabowo bahwa perekonomian Indonesia bisa menjulang hingga 8 persen.

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan rata-rata sebesar 4,8 persen hingga 2027, namun ketidakpastian kebijakan perdagangan global berpotensi mempengaruhi investasi dan pertumbuhan,” tulis laporan tersebut.

Saat ini, pemerintah Indonesia telah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen pada 2029 mendatang melalui peningkatan investasi. Bank Dunia juga menyebutkan bahwa diperlukan reformasi struktural guna mempercepat pertumbuhan produktivitas ekonomi, serta tetap berhati-hati dalam mengelola anggaran serta kebijakan moneter.