Hariyadi Sukamdani, Ketua Persatuan Pengusaha Hotel Indonesia, optimistis ekonomi Indonesia ke depan akan membaik, namun begitu kemungkinan pertumbuhan ekonomi akan masih di bawah 5 persen.
“Pada kuartal ketiga 2025, pemerintah saya proyeksi akan spending karena ada kebutuhan untuk melakukan berbagai jenis kegiatan, baik yang terkait dengan kegiatan pemerintah atau bukan. Jadi, harusnya lebih baik (pertumbuhan ekonomi),” kata Hari kepada inilah.com, dikutip pada Jumat (9/5/2025).
Indonesia adalah negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara. Pada kuartal pertama 2025, ekonomi Indonesia tumbuh 4.87 persen. Angka ini lebih rendah dibanding pertumbuhan ekonomi pada kuartal sebelumnya, yang tercatat 5.02 persen.
Pertumbuhan sebesar 4.87 persen adalah yang terendah sejak kuartal ketiga 2021. Sebelumnya, jajak pendapat Reuters yang dilakukan terhadap para analis memprediksi ekonomi Indonesia hanya tumbuh 4.91 persen, namun yang terjadi lebih rendah dari prediksi ini.
Hari memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan akan naik, tapi kecil, yakni di bawah 5 persen atau 4.8 persen. Pasalnya, Indonesia sudah kehilangan tenaga di semester pertama. “Jadi sekarang pemerintah tinggal spending saja,” kata Hari.
Presiden RI Prabowo Subianto sebelumnya berjanji mengangkat perumbuhan ekonomi Indonesia diangka 8 persen selama lima tahun pemerintahannya. Namun target Prabowo itu sekarang dihadapkan pada perang dagang yang telah berdampak melambatnya ekonomi global dan melemahnya permintaan domestik serta upaya Pemerintahan Prabowo yang sedang memperketat anggaran pengeluaran negara.
Ekonom Pergerakan Kedaulatan Rakyat (PKR), Gede Sandra mengatakan penurunan pertumbuhan ekonomi terjadi akibat kebijakan pemerintah terkait efisiensi anggaran sebesar Rp306 triliun. Dampaknya, perusahaan atau bisnis yang selama ini menggantungkan anggaran dari pemerintah, menjadi kelabakan. Bahkan sudah banyak yang gulung tikar.