Kementerian Perdagangan memastian turunnya nilai ekspor Indonesia bulan Januari lalu bukan karena prigram hilirisasi. Wamendag Jerry Sambuaga mengatakan penurunan ekspor disebabkan tren harga komoditas sedang menurun.
“Naik turun lah, namanya fluktuasi itu wajar. Nah, justru di situlah kita menggenjot hilirisasi,” kata Jerry saat Raker Kemendag di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (20/2/2024).
Jerry menjelaskan hilirisasi sebuah proses dan melewati berbagai tahapan yang membutuhkan kerja semua pihak. Dia pun berkeyakinan apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi sudah tepat meletakkan hilirisasi sebagai prioritas. “Justru itulah yang sekarang kita harus yakinkan juga kita harus pastikan kepada publik hilirisasi ini memang jalan,” kata Jerry.
Bahkan, kata Jerry, bila tidak ada hilirisasi nilai ekspor akan turun lebih jauh dari saat ini. Sehingga dengan hilirisasi nilai ekspor bisa semakin melonjak di luar adanya fluktuasi.
“Ya fluktuatif ya, artinya tidak selalu harganya selalu naik, bahkan turun bisa juga naik turun. Tapi juga yang bisa kita yakini sekarang adalah ini sudah on the right track semua yang dilakukan ini adalah dalam rangka untuk memberikan kesejahteraan buat masyarakat ini banyak sekali manfaatnya,” kata Jerry lagi.
Sebelumnya Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan penurunan nilai ekspor tersebut, merupakan pola yang terjadi setiap awal tahun.
Pada Januari 2024, ekspor Indonesia sebesar 20,52 miliar dolar AS, turun 8,34 persen dibanding Desember 2023 (MoM) atau turun 8,06 persen dari periode yang sama tahun lalu (YoY).
“Penurunan ekspor Januari ini merupakan pola tahunan yang terjadi pada awal tahun. Namun, nilai ekspor periode Januari 2024 lebih tinggi jika dibanding periode 2020, 2021, dan 2022,” ujar Mendag Zulhas, Sabtu (17/2/2024) pekan lalu.
Penurunan ekspor ini sejalan dengan turunnya ekspor nonmigas sebesar 8,54 persen dan ekspor migas sebesar 5,50 persen (MoM). Ekspor nonmigas di Januari 2024 mengalami penurunan pada sektor pertambangan sebesar 23,93 persen dan industri pengolahan turun 4,13 persen (MoM).
Kontraksi ekspor tersebut dipengaruhi penurunan harga komoditas utama ekspor, seperti batu bara dan nikel serta penurunan permintaan global akibat perlambatan ekonomi global. Sedangkan, pertanian menjadi sektor yang mengalami peningkatan dengan kenaikan ekspor sebesar 5,31 persen (MoM).
Leave a Reply
Lihat Komentar