Kubu AMIN Tantang KPU Audit Forensik Sistem IT

Juru Bicara (Jubir) Tim Nasional (Timnas) Anies-Muhaimin (AMIN) Refly Harun menantang Komisi Pemilihan Umum (KPU) melakukan audit forensik untuk menentukan apakah sistem IT KPU adil dan netral.

Menurut Refly, pernyataan yang dikemukakannya bukan tanpa dasar lantaran pemilu saat ini seperti pasangan calon (paslon) melawan negara. Sebab, ada paslon tertentu yang didukung oleh struktur kekuasaan dan KPU maupun Bawaslu diduga bagian dari hal tersebut.

“Karena itulah salah satu challenge (tantangan) kita adalah berani enggak KPU membuka sistem informasinya. Kita audit forensik,” kata Refly saat hadir dalam aksi Poros Buruh untuk Perubahan di Kantor KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (21/2/2024).

Dia mengaku sudah mendengar rumor server KPU berada di China, Prancis, Singapura. Refly menyebut, sistem menyangkut server itu tidak sepenuhnya dikuasai oleh KPU. Hal ini berpotensi memunculkan “pengacau” dan algaritmanya bisa berubah sesuai keinginan dan angka yang bisa dirancang.

“Bahkan ada yang datang mengatakan, sebelum penghitungan suara itu Sirekap (Sistem Informasi Rekapitulasi) sudah ada isinya. Hal-hal seperti ini agar tidak menjadi gosip politik maka ya sudah lakukan saja audit forensik, libatkan pasangan calon untuk melihat. Nanti akan dilihat, apakah ini jujur atau tidak,” ujar Refly menegaskan.

Lebih lanjut, kata pria yang dikenal sebagai pakar hukum tata negara ini menjelaskan, KPU memiliki Sirekap sebagai alat bantu untuk mengetahui proses perhitungan suara. Terdapat pula ada perhitungan manual.

Namun, ujar Refly, penghitungan manual juga akan dimasukkan ke dalam elektronik di sistem IT.

“Oleh karena itulah kita harus audit dulu, apakah ini betul-betul bersih dari kecurangan-kecurangan itu atau tidak,” tuturnya.

Menurut dia, jika terungkap ada desain kecurangan yang dimulai dari IT, hal ini sudah cukup untuk menggambarkan kecurangan yang terstruktur, sistematis dan masif (TSM).

“Artinya, terstruktur pasti ada yang merencanakannya itu siapa, sistematis dan masif karena akan menyangkut seluruh suara di Republik Indonesia ini,” kata Refly.
 

Sumber: Inilah.com