Tangkap Peluang Investasi Manufaktur dan Pertanian, Bank Mandiri Gelar MIF 2024

Bank Mandiri bersama anak usaha, Mandiri Sekuritas menggelar Mandiri Investment Forum (MIF) 2024. Untuk memuluskan investasi masuk ke Indonesia, khususnya dari sektor manufaktur dan pertanian.

“Mengusung tema Thriving Through Transition’ MIF 2024, membahas isu-isu strategis berkaitan dengan prospek ekonomi Indonesia di tengah tahun pemilu global, atau super election year. Kita ulas berbagai sumber pertumbuhan yang penting bagi Indonesia, salah satunya sektor manufaktur dan pertanian,” kata Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri, Eka Fitria di Jakarta, Rabu (21/2/2024).

Berdasarkan hasil riset Tim Ekonom Bank Mandiri, kata dia, sektor manufaktur memiliki kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Namun kontribusinya cenderung menurun dari kisaran 20 persen, sebelum pandemi menjadi 18 persen.

“Revitalisasi sektor manufaktur sangat penting karena sebagian industri pada sektor ini dapat menghasilkan nilai tambah yang signifikan dan menyerap tenaga kerja yang cukup besar,” kata Eka.

Untuk pertanian, lanjutnya, merupakan sektor dengan kontribusi terbesar kedua terhadap pertumbuhan ekonomi. “Dengan risiko perubahan iklim yang semakin tinggi, ketahanan pangan menjadi isu yang penting untuk mencapai keberlanjutan ekonomi,” tambah Eka.

Tidak cuma itu, tahun ini MIF juga akan membahas mengenai tren terkini dalam digitalisasi yaitu perkembangan Artificial Intelligence (AI). Pesatnya teknologi AI menciptakan peluang efisiensi ekonomi, namun juga menciptakan risiko tergantikannya beberapa jenis pekerjaan. Dampaknya terhadap ekonomi, perlu diantisipasi.

“Melalui tema yang relevan dengan situasi ekonomi saat ini, ribuan investor lokal dan internasional juga akan turut menghadiri MIF 2024 secara offline maupun daring,” imbuh Eka.

Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro mengatakan, ekonomi Indonesia selama 2023, masih sangat resilien di tengah berbagai gejolak global. Ekonomi global saat itu, terkendala inflasi dan suku bunga tinggi di tengah meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah.

Kendati demikian, perekonomian Indonesia masih mampu tumbuh di atas 5% didukung stabilnya permintaan domestik, meski harus berjuang di tengah risiko global.

“Ini mencerminkan tertahannya konsumsi masyarakat, terutama pada kelas menengah ke bawah. Berdasarkan Mandiri Spending Index (MSI), tabungan masyarakat berpendapatan rendah terus menurun sehingga mengurangi aktivitas konsumsi,” ujar Andry.

Oleh karena itu, pemerintah berperan dalam memastikan daya beli konsumen tetap terjaga, misalnya melalui percepatan pengeluaran untuk stimulus ekonomi atau insentif pajak. “Secara keseluruhan, dengan fundamental perekonomian domestik yang kuat, kami perkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,06 persen di tahun ini,” imbuhnya.

Dia menilai, topik dan pembicara pakar yang hadir di MIF 2024 akan dapat memberikan gambaran positif mengenai peluang yang bisa dicapai di tahun ini. Apalagi, MIF 2024 akan menghadirkan pembicara-pembicara global terkemuka di bidang geopolitik seperti Oriana Skylar Mastro, Center Fellow at the Freeman Spogli Institute for International Studies and Courtesy Assistant Professor of Political Science at Stanford University dan James Robinson, Professor at Harris School of Public Policy, University of Chicago.

Di bidang makroekonomi, MIF 2024 juga menghadirkan pembicara internasional seperti Professor of Economics, University of California Maurice Obstfeld,  Adjunct Professor of Economics serta London Business School Linda Yueh dan Head of  APAC Credit and Fixed Income Research BlackRock Manjesh Verma.

Sementara itu, Direktur Capital Market Mandiri Sekuritas, Silva Halim menerangkan, MIF 2024 merupakan wujud dari komitmen berkelanjutan Mandiri Sekuritas, untuk memberikan layanan akses informasi strategis yang lengkap serta kesempatan mengembangkan bisnis dan investasi bagi para klien dan investor.

Untuk MIF 2024, Mandiri Sekuritas melalui Site Visit dan Corporate Day akan menghadirkan 200 investor, yang berasal dari berbagai negara, seperti Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Hong Kong, negara-negara Eropa, dan Amerika Serikat dengan total dana kelolaan sekitar US$12 triliun.

“Sebagai Investment Forum terbesar di Indonesia kami terus melihat MIF sebagai salah satu ajang pendukung pertumbuhan investasi lokal maupun asing di Indonesia, dan perekonomian nasional secara umum di tengah perkembangan lingkungan bisnis domestik serta global yang dinamis,” terang Silva. 

Sumber: Inilah.com