Berdasarkan data orang terkaya di dunia versi Forbes per Maret 2024, peringkat pertama kini ditempati oleh pemilik Grup Barito Pacific, Prajogo Pangestu. Raja petrokimia dan energi tersebut meraih keuntungan terbesar dalam dolar di daftar ini.
Dengan peningkatan kekayaan bersihnya lebih dari delapan kali lipat menjadi US$42,4 miliar atau setara Rp667,46 triliun. Prajogo Pangestu naik lima peringkat dalam daftar tahun lalu. Ia meraih keuntungan signifikan melalui pencatatan dua perusahaannya, yaitu produsen energi panas bumi PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan penambang batu bara PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN).
Kenaikan kekayaan Prajogo Pangestu yang cukup cepat dalam waktu satu tahun, didukung dari kenaikan kinerja saham-saham Prajogo yang di mana keenam saham yang dimiliki orang terkaya nomor satu ini kompak mengalami kenaikan sepanjang 2023 lalu, bahkan menyentuh ribuan persen.
Meski prestasi keuangannya mencolok, Prajogo Pangestu pernah terlibat dalam dugaan kasus korupsi dana reboisasi di Sumatera Selatan senilai Rp331 miliar. Meskipun sempat menjadi tersangka, kasusnya berakhir dengan surat perintah penghentian penyidikan (SP3) dari Kejaksaan Agung.
Kemudian di posisi kedua ada pemilik PT Bayan Resources Tbk. (BYAN), yaitu Low Tuck Kwong, yang memiliki harga kekayaan US$27,3 miliar atau setara Rp429,76 triliun. Kekayaan Low Tuck Kwong sangat volatil dikarenakan oleh sejumlah hal. Sumbernya tidak terdiversifikasi dan nyaris secara eksklusif berasal dari BYAN, artinya pergerakan saham BYAN akan sangat mendikte jumlah harta Low Tuck Kwong.
Lalu di posisi ketiga dan keempat ada dua bersaudara Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono yang kekayaannya terdaftar secara terpisah. Kedua bersaudara ini mendapatkan sebagian besar kekayaan mereka dari investasi mereka di Bank Central Asia (BCA).
Robert Budi Hartono memiliki harta kekayaan sebesar US$25,6 miliar (sekitar Rp403 triliun). Sedangkan Michael Bambang Hartono memiliki kekayaan senilai US$24,6 miliar (sekitar Rp387,25 triliun). Keluarga ini pertama kali menjadi kaya raya dari tembakau dan masih menjadi salah satu produsen rokok kretek terbesar di Indonesia.
Konglomerat Indonesia asal India Sri Prakash Lohia mencatatkan kekayaan sebesar US$8,3 miliar (sekitar Rp130,66 triliun). Ia mendapat kekayaan ini sebagian besar dari bisnis manufakturnya.
Pada tahun 1976, Sri Prakash mendirikan PT Indorama Synthetics Tbk (INDR) bersama sang ayah yang menyediakan benang pintal. Saat itu, ia masih menjadi seorang remaja yang berusia 21 tahun.
Hingga saat ini PT Indorama Synthetics Tbk (INDR) menjadi perusahaan multinasional yang memproduksi tekstil ternama di Indonesia. Karena performa perusahaan yang juga baik, Sri Prakash selalu menduduki 10 besar daftar orang terkaya Indonesia.
Leave a Reply
Lihat Komentar