Prancis meningkatkan kewaspadaan terhadap terorisme hingga ke level tertinggi menyusul serangan teroris yang menewaskan sedikitnya 137 orang di sebuah aula konser dekat Kota Moskow.
“Menyusul serangan di Rusia, (pertemuan) Dewan Keamanan Nasional dan Pertahanan diselenggarakan malam ini di Istana Elysee oleh Presiden Republik (Emmanuel Macron),” kata Perdana Menteri Prancis Gabriel Attal dalam sebuah pernyataan di platform media sosial X.
“Karena kelompok teroris Daesh (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas serangan itu ‘dan ancaman yang mengkhawatirkan negara kami, kami memutuskan untuk meningkatkan level Vigipirate ke tingkat tertinggi, yakni serangan darurat,” katanya.
Vigipirate adalah nama sistem peringatan keamanan nasional Prancis.
Korban jiwa akibat peristiwa yang terjadi pada Jumat lalu itu bertambah menjadi 137, menurut otoritas penyelidikan federal Rusia.
Komite Investigasi Rusia menyatakan bahwa 137 jasad ditemukan di lokasi kejadian, tiga di antaranya adalah anak-anak.
“Penyelidikan di tempat kejadian terus berlanjut. Hingga saat ini, 62 jasad telah teridentifikasi. Untuk korban lainnya, tes genetika sedang dilakukan untuk mengetahui identitas mereka,” tulis pernyataan tersebut.
Disebutkan pula bahwa lebih dari 500 butir peluru, 28 magasin, dan dua senjata serang Kalashnikov ditemukan di lokasi kejadian.
Kementerian Kesehatan Rusia mengatakan 180 orang mendapatkan perawatan di rumah sakit, 142 di antaranya harus dirawat inap.
Sejumlah pria bersenjata melepaskan tembakan ke arah penonton konser di Crocus City Hall di Krasnogorsk, sebuah kota di dekat Moskow, pada Jumat (22/3/2024) malam, ketika band rock lokal Piknik hendak tampil. Insiden itu diikuti oleh kebakaran di gedung tersebut.
Presiden Vladimir Putin menjadikan 24 Maret sebagai hari berkabung nasional dengan pengibaran bendera setengah tiang.
Pihak berwenang Rusia telah menangkap 11 orang terkait serangan itu, termasuk empat orang yang terlibat langsung, menurut Badan Keamanan Federal.
Leave a Reply
Lihat Komentar