Merayakan suasana keberkahan bulan Ramadan, keanekaragaman tradisi dan perayaan menghiasi berbagai belahan dunia, membawa pesan persatuan dan keragaman budaya.
Dari ritual berbuka puasa yang kaya akan simbolisme hingga kemeriahan bazar kuliner, setiap negara memiliki cara uniknya sendiri untuk merayakan bulan suci ini.
1. Rose Sherbet: Minuman Tradisional Berbuka Puasa di Timur Tengah
![post-cover](https://i0.wp.com/c.inilah.com/reborn/2024/03/rose_sherbet_bbc3fc94f7.jpg)
Di Timur Tengah, berbuka puasa sering kali diawali dengan minuman yang tidak hanya menyegarkan tetapi juga kaya akan sejarah dan tradisi. Rose Sherbet, atau sirup mawar, merupakan salah satu minuman yang paling disukai.
Times of India mencatat bahwa minuman ini dibuat dari air yang dicampur dengan kelopak mawar atau sirup mawar, menawarkan kesegaran sekaligus menghidrasi tubuh setelah seharian berpuasa. Dengan kandungan mineral dan sifat anti-inflamasi, Rose Sherbet tidak hanya menyegarkan tetapi juga mendukung pencernaan dan kesehatan tubuh selama Ramadan.
2. Luqaimat dari Arab Saudi: Kelezatan Tradisional yang Tak Terlupakan
![post-cover](https://i1.wp.com/c.inilah.com/reborn/2024/03/Luqaimat_179517361d0_medium_2d7f4ec0cd.jpg)
Di Arab Saudi, Luqaimat menjadi simbol kebersamaan dan kegembiraan. Bola-bola adonan yang digoreng ini, manisnya sempurna untuk mengakhiri hari puasa.
Diberi manis dengan sirup kurma atau taburan gula, hidangan ini menjadi favorit untuk dinikmati setelah berbuka puasa dan salat tarawih, menunjukkan bagaimana tradisi kuliner dapat menjadi sarana berbagi kebahagiaan di bulan Ramadan.
3. Maqluba dari Palestina: Lambang Keakraban dalam Sajian
![post-cover](https://i1.wp.com/c.inilah.com/reborn/2024/03/1400x919_Middle_Easterm_rice_cake_Maqluba_76a3d38e_9130_498b_9e2c_ee0eaafacde8_0_1400x919_2e6440a981.jpg)
Maqluba, yang berarti “terbalik”, mencerminkan metode unik penyajiannya. Dengan lapisan nasi, sayuran, dan daging yang dibalik saat disajikan, hidangan ini menjadi lambang keakraban dan persahabatan di meja makan Ramadan.
Seperti dilansir ANTARA, maqluba tidak hanya memuaskan rasa lapar tetapi juga menghangatkan hati, menegaskan kembali nilai-nilai kebersamaan dan berbagi di bulan suci.
4. Bazar Ramadan Singapura: Pesta Kuliner Multikultural
Singapura, dengan keragaman kulturalnya, menghidupkan bulan Ramadan melalui bazar-bazar yang menyajikan aneka ragam kuliner. Dari Kampong Glam hingga Geylang Serai, pengunjung dapat menikmati berbagai hidangan, dari yang tradisional hingga fusion, mencerminkan persilangan budaya yang kaya.
Es katira, kunafa, dan berbagai hidangan klasik lainnya bukan hanya memanjakan lidah tetapi juga mengajak pengunjung untuk merasakan kegembiraan bersama di bulan Ramadan.
![post-cover](https://i1.wp.com/c.inilah.com/reborn/2024/03/kunafa_dcaf1dfa85.jpg)
Melalui rangkuman tradisi dan kebiasaan di bulan Ramadan dari berbagai negara ini, kita diajak untuk mengapresiasi dan merayakan keberagaman cara umat Islam di seluruh dunia dalam menyambut dan menjalankan ibadah puasa. Ini adalah bukti bahwa, meskipun berbeda dalam ekspresi dan tradisi, esensi Ramadan sebagai bulan suci yang penuh berkah dan refleksi diri tetap menjadi pengikat umat manusia secara universal.
Leave a Reply
Lihat Komentar