Sebuah tradisi unik dan penuh makna kembali terjadi di Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta, ketika Ramadan tiba. Di tengah hujan yang turun membasahi kota, Andi (56), seorang pengurus masjid yang berkopiah putih, terlihat sibuk menata nasi bungkus di serambi masjid bersejarah ini. Disiapkan untuk berbuka puasa, ratusan porsi nasi bungkus ini adalah bagian dari kegiatan tahunan yang dinantikan oleh masyarakat sekitar dan para pengunjung masjid.
Pada hari Kamis, spesial menu gulai kambing disajikan sebagai takjil gratis, menarik ratusan orang dari berbagai latar belakang, termasuk non-muslim, untuk merasakan kehangatan dan kebersamaan di bulan suci. Tidak hanya Kamis, masjid yang dibangun oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1773 ini juga menyajikan aneka menu khas rumahan lain di hari-hari berikutnya, menunjukkan kekayaan kuliner Nusantara yang beragam.
Ketua Takmir Masjid Gedhe Kauman, Azman Latif, mengungkap bahwa tradisi ini, terutama sajian gulai kambing, telah berlangsung sejak akhir tahun 1960-an. Terdapat beberapa versi cerita mengenai asal-usul tradisi ini, namun yang pasti, kegiatan ini telah menjadi bagian dari upaya masjid untuk menyebarkan syiar dan memperkuat tali persaudaraan di bulan Ramadan.
Tradisi ini juga menjadi ajang silaturahmi bagi para donatur yang berlomba untuk berkontribusi. Puluhan donatur dari dalam dan luar negeri, termasuk dari Malaysia, menunjukkan antusiasmenya untuk mendukung tradisi ini, bahkan beberapa di antaranya harus mengantre untuk mendapatkan kesempatan berdonasi.
Selain memperkuat tradisi dan syiar Islam, kegiatan ini juga menjadi momen penting untuk menjaga dan melestarikan kuliner tradisional Nusantara. Menu gulai kambing, dengan resep khas dan pengolahan yang teliti, menjadi salah satu cara untuk mengingatkan serta memperkenalkan kembali kekayaan kuliner Indonesia kepada generasi muda.
Cahyo Edi (36), seorang warga Godean, Kabupaten Sleman, menggambarkan tradisi ini sebagai bagian dari nostalgia dan identitas masjid yang penting untuk dipertahankan. Baginya dan banyak orang lain, kegiatan berbuka puasa di Masjid Gedhe Kauman, khususnya dengan menu gulai kambing, bukan hanya soal memuaskan rasa lapar, melainkan juga menghidupkan kembali kenangan dan menguatkan nilai-nilai kebersamaan.
Masjid Gedhe Kauman tidak hanya menjadi tempat ibadah, namun juga pusat komunitas yang mengajarkan tentang kepedulian, keragaman, dan kebersamaan. Melalui tradisi berbuka puasa ini, Masjid Gedhe Kauman terus menerus membangun jembatan antara masa lalu dan masa depan, antara tradisi dan modernitas, menyatukan masyarakat dalam semangat Ramadan yang penuh berkah.
Leave a Reply
Lihat Komentar