Manajer riset dan program The Indonesian Institute, Center for Public Policy Research (TII), Arfianto Purbolaksono meminta adanya tema spesifik hasil turunan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Hal itu ia sampaikan dalam rangka menanggapi langkah KPU yang telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) sebagai tema besar dalam debat capres-cawapres.
“Tema spesifik itu diturunkan dari tema besar, jangan tema besar yang akhirnya mengawang-ngawasan jadi enggak jelas dan cuma hanya gimik politik yang akhirnya disajikan dalam debat nanti,” ujar Arfianto saat dihubungi Inilah.com, di Jakarta, Kamis (30/11/2023).
Ia memberi contoh, KPU bisa mengambil tema dari hal-hal yang sekiranya mendesak untuk dilakukan ke depan melihat kondisi masyarakat Indonesia.
Arfianto menilai, jika KPU hanya mengangkat tema besar maka kandidat debat capres cawapres nanti akan menjawab secara global bukan khusus.
“Harusnya itu disoroti, ada perubahan atau perbaikan dari pemerintahan ke depan, itu yang akhirnya harus dijawab oleh para paslon nanti,” tuturnya.
Sebelumnya, Ketua KPU RI, Hasyim Asy’ari menetapkan RPJMN sebagai tema besar debat capres-cawapres. Para kontestan diingatkan, untuk tidak bicara sembarangan saat debat pilpres, diharapkan dapat memberikan gagasan yang realistis. Hasyim berharap pada sesi debat nanti, para kandidat mampu memberikan gagasan yang bisa menjamin keberlanjutan RPJMN.
“Kami harapkan nanti untuk detail tentang topik perbincangan dalam perdebatan presiden dan wakil presiden, calon presiden dan wakil presiden itu kira-kira yang realistis,” katanya dalam FGD di kantor KPU RI, Jakarta Pusat, Rabu (29/11/2023).
Leave a Reply
Lihat Komentar