Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini menilai bahwa pada debat capres-cawapres selanjutnya Komisi Pemilihan Umum (KPU) hanya menghadirkan 10 orang pendukung pasangan calon (paslon).
“Dari dulu sebenarnya kami dari Perludem menawarkan atau mengusulkan, debat itu hanya fokus pada panelis dan moderator. Ataupun kalau ada tim yang menyertai itu tim inti saja, tidak perlu dalam jumlah besar, cukup 10 orang,” kata Titi di Jakarta, Rabu (13/12/2023).
Jika mencermati debat perdana capres pada Selasa (12/12/2023) dalam durasi 120 menit, moderator selain bertugas menyebut tema, juga harus membagi konsentrasi dengan mengendalikan pendukung paslon.
“Apalagi misalnya kita lihat salah satu rekan calon, cawapres Gibran bahkan mendorong para audience untuk memberikan dukungan atau merespons ketika calon menyampaikan pendapat,” ujarnya.
“Menurut saya kalau seperti itu tidak perlu begitu, karena ini bukan pertandingan bola di mana suporter saling menunjukkan kekuatan,” sambungnya.
Ia menegaskan biarkan publik fokus pada proses debat dan memvalidasi serta memverifikasi data dan fakta yang disampaikan para calon.
Di lain sisi, Titi menilai bahwa para calon sudah mulai fokus untuk membawa gagasan yang mereka punya.
“Sudah mulai ada kemauan untuk memang menegaskan apa yang menjadi tawaran yang mereka berikan dan juga mendalami apa yang kemudian ditawarkan oleh pasangan calon lawan,” tuturnya.
Walaupun kemudian, tambah dia, memang formasi terlihat formal dan normatif lebih dominan meski upaya untuk menggali itu sudah ada.
Leave a Reply
Lihat Komentar