Benar kata Wakil Direktur Indef, Eko Listiyanto bahwa industri semakin tak kuat menopang kenaikan biaya produksi dampak dari penerapan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) 11 persen. Tahun depan mau naik lagi 12 persen, siap-siap semakin banyak perusahaan tutup.
“Kalau kami melihat, paling terpukul adalah industri yang menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi. Kenaikan PPN mendorong mahalnya biaya produksi, menciptakan kenaikan inflasi,” kata Eko, Jakarta, dikutip Rabu (15/5/2024).
Kenaikan biaya produksi, kata Eko, industri terpaksa harus mengerek naik harga. Di saat dala beli melemah karena kenaikan PPN, omzet industri terjun bebas. Lama-lama mereka akan mengurangi produksi atau tutup alias bangkrut. “Padahal, industri kita saat ini butuh banyak insentif dan keberpihakan dari pemerintah,” ungkapnya.
Pernyataan Eko sudah ada buktinya. Sebut saja PT Sepatu Bata Tbk akhirnya harus menelan ‘pil pahit’ yakni menutup pabriknya di Purwakarta, Jawa Barat. Sedikitnya 233 pekerja pabrik sepatu legendaris ini, kena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja).
Corporate Secretary Sepatu Bata, Hatta Tutuko mengakui adanya penurunan permintaan dari konsumen. Padahal, bulan-bulan ini adalah momentum bagi industri sepatu untuk meneruk cuan. Pasalnya, masuki tahun ajaran baru, kebutuhan sepatu dan alas kaki baru biasanya naik signifikan.
Karena penjualan tergerus terus-terusan, perseroan tak mau berpekulasi. Lebih memilih untuk menutup pabrik. “Dengan adanya keputusan ini, maka perseroan tidak dapat melanjutkan produksi di pabrik Purwakarta,” kata Hatta dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (3/5/2024).
Namun Hatta tidak merinci berapa besar kerugian yang harus ditanggung perusahaan. hanya dijelaskan bahwa kapasitas produksi jauh melebihi kebutuhan yang bisa diperoleh secara berkelanjutan dari pemasok lokal di Indonesia.
Pun demikian PT Pan Brothers Tbk (PBRX), perusahaan garmen dan tekstil yang cukup punya nama. Tiga bulan pertama 2024, perusahaan ini harus mengurangi pegawai sebanyak 715 pekerja.
Wakil Direktur Utama PBRX, Anne Patricia Sutanto mengatakan, Pan Brothers telah menyusun strategi di tahun ini, lebih fokus kepada pemenuhan kebutuhan berdasarkan jumlah modal kerja perusahaan.
Di sisi lain, Anne melihat prospek cerah yang terlihat dari permintaan produk garmen dan tekstil yang menunjukkan pemulihan setelah sempat terkoreksi sebelumya. Pemangkasan tenaga kerja mesti dilakukan sebagai langkah untuk keberlanjutan dan stabilitas bisnis ke depannya.