Pemerintah Rusia mengklaim telah mencapai rekor peningkatan jumlah masjid dalam beberapa dekade terakhir. Bahkan negara itu juga telah memberangkatkan sekitar 25.000 muslim untuk berhaji setiap tahunnya. Islam relatif jauh berkembang dibanding era Soviet.
Berbicara di Forum Muslim Internasional XIX di Moskow, Wakil Kepala Administrasi Kepresidenan Magomedsalam Magomedov mengatakan jumlah rumah ibadah Muslim telah meningkat 60 kali lipat dalam tiga dekade. Pada 1991, negara ini hanya memiliki 120 masjid yang beroperasi dan sekarang lebih dari 7.000. Angka tersebut merupakan rekor bagi Negeri Beruang Merah.
Di era Soviet, Islam dikontrol dengan ketat, sama seperti agama-agama lainnya, dan jumlah ulama Muslim yang diakui secara resmi relatif kecil. Uni Soviet juga mempunyai sejumlah besar ulama Islam yang tidak diakui. Pada tahun 1989, pihak berwenang melonggarkan banyak pembatasan.
Setelah runtuhnya Uni Soviet, kebebasan beragama menjadi hak konstitusional di Rusia, yang menyebabkan kebangkitan Islam bersama dengan agama lain, terutama Kristen Ortodoks. “Dalam sejarah negara kita, belum pernah ada angka seperti ini,” kata Magomedov dalam forum yang digelar Selasa (12/12/2023).
Wakil kepala administrasi kepresidenan itu juga mengatakan bahwa setiap tahun, hingga 25.000 Muslim Rusia melakukan ibadah haji ke kota suci Mekkah, yang dikenal sebagai haji. Sebanyak 350.000 orang percaya dari Rusia telah melakukan hal ini selama 30 tahun terakhir, tambahnya.
Islam merupakan agama mayoritas kedua di Rusia. Jumlah pemeluk kepercayaan ini mencapai 25 hingga 31 juta jiwa. Sebelum menjadi agama mayoritas, Islam sempat terkungkung di era Uni Soviet. Pemerintah melakukan kontrol ketat terhadap sejumlah agama termasuk Islam.
Moskow secara konsisten membela pandangan keagamaan umat Islam selama terjadinya aksi pembakaran Alquran. Tahun ini ada beberapa kasus aktivis yang secara terbuka merobek halaman kitab suci Islam dan membakarnya, terutama di negara-negara Nordik. Pada bulan Juni, pengadilan Swedia mengizinkan pembakaran Al-Quran di luar masjid di Stockholm pada Idul Adha, hari raya besar umat Islam.
Insiden seperti ini telah menuai protes dari umat Islam baik di negara-negara Nordik maupun di luar negeri. Pihak berwenang di negara-negara tersebut biasanya mengutuk tindakan tersebut, sambil berargumentasi bahwa tindakan tersebut dilindungi oleh undang-undang kebebasan berekspresi.
Mengomentari perkembangan tersebut, Presiden Rusia Vladimir Putin saat itu mengatakan bahwa “merupakan kejahatan jika menghasut kebencian agama,” dan bahwa Rusia akan selalu menjunjung pendirian ini.
Perbankan Islam di Rusia
Sebelumnya, Rusia juga meluncurkan perbankan Islam untuk pertama kalinya sebagai bagian dari program percontohan dua tahun mulai 1 September 2023. Indikasi bahwa Rusia mulai beralih ke Timur, yang berarti hubungan yang lebih besar dengan perekonomian negara-negara mayoritas Muslim.
Dengan populasi Muslim yang cukup besar diperkirakan mencapai 25 juta jiwa, lembaga keuangan Islam telah ada di Rusia hingga saat ini, namun ini adalah pertama kalinya undang-undang negara tersebut secara resmi mendukung peluncuran bank syariah.
Pada 4 Agustus, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani undang-undang yang memperkenalkan perbankan Islam untuk menilai kelayakannya. Program percontohan ini akan berlangsung di empat lokasi mayoritas Muslim – Tatarstan, Bashkortostan, Chechnya dan Dagestan, wilayah yang sudah memiliki pengalaman paling banyak di bidang keuangan Islam. Jika program ini terbukti berhasil, rencananya adalah memperkenalkan peraturan baru tersebut ke seluruh negeri.
Leave a Reply
Lihat Komentar