COVID-19 Varian KP.1 & KP.2 Merebak di Singapura, Kemenkes Pastikan Indonesia Masih Nihil


Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI memastikan kasus COVID-19 varian KP.1 dan KP.2 yang merebak di Singapura belum ditemukan di Indonesia.

Meski demikian, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi, menegaskan pihaknya tetap mewaspadai penyebaran COVID-19 varian KP.1 dan KP.2.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Singapura, MOH, hingga tanggal 5-11 Mei, kasus COVID-19 naik dua kali lipat menjadi 25.900 kasus.

“Sampai Mei 2024, kasus COVID-19 yang beredar di Indonesia didominasi oleh subvarian Omicron JN.1.1, JN.1, dan JN.1.39. Kalau subvarian KP, belum ditemukan saat ini sebagian besar kasus masih didominasi varian JN.1,” kata Nadia kepada Inilah.com, Jakarta, Rabu (29/5/2024).

Nadia menjelaskan, COVID-19 varian KP.1 dan KP.2, seperti yang menyebar di Singapura, merupakan subvarian turunan dari Omicron JN.1.

Hingga 3 Mei 2024, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengklasifikasikan KP.2 sebagai Variant Under Monitoring (VUM).

Kendati demikian, tidak ada indikasi bahwa varian KP.1 dan KP.2 lebih mudah menular atau menyebabkan keparahan dibandingkan varian COVID-19 lain.

“Pemerintah Singapura melaporkan proporsi sublineage didominasi oleh sublinegae KP.1 dan KP.2. Belum ada indikasi, baik di global ataupun di lokal Singapura,” ujar Nadia.

Adapun varian KP yang terdeteksi di ASEAN tidak hanya bersirkulasi di Singapura, melainkan ada juga di Malaysia, Thailand dan Kamboja.

Menilik kasus COVID-19 varian KP.1 dan KP.2 di Singapura Kemenkes RI mengoptimalkan pencegahan melalui skrining bagi pelaku perjalanan, dan menerapkan kegiatan surveilans Influenza Like Illness (ILI) dan Severe Acute Respiratory Infection (SARI) di pintu masuk Indonesia.

Masyarakat juga diimbau untuk tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) seperti cuci tangan, menggunakan masker bila sakit termasuk di kerumunan atau alat angkut. Selain itu, masyarakat diminta segera melengkapi vaksinasi COVID-19, khususnya pada kelompok berisiko.

“Upaya kewaspadaan dan pencegahan masih sama, yaitu segera lakukan vaksinasi COVID-19 lengkap dan booster, terutama untuk kelompok lansia dan orang dengan komorbiditas (penyakit penyerta),” papar Nadia.

Lebih jauh, masyarakat diminta untuk terus menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), seperti rajin mencuci tangan dan melakukan etika batuk/bersin.

Jika merasa sakit, dianjurkan segera memeriksakan diri ke fasyankes terdekat, dengan menggunakan masker, dan hindari untuk berkontak dengan banyak orang.

Sementara masyarakat yang hendak bepergian keluar daerah atau keluar negeri diimbau dapat mengikuti protokol kesehatan.

“Ditambah varian yang bersirkulasi saat ini (KP.1 dan KP.2), tingkat penularan yang rendah dan tidak ada bukti menyebabkan sakit berat. Akan tetapi, kewaspadaan harus tetap kita jaga,” kata Nadia.