News

Ada 40 WNA, Ini 4 Fakta Ratusan Wisatawan yang Terjebak di Karimunjawa

Ratusan wisatawan yang tengah berlibur di Pulau Karimunjawa, terjebak tidak bisa pulang karena cuaca buruk yang mengakibatkan lalu lintas kapal penyeberangan berhenti beroperasi sampai awal Januari 2023.

Selain wisatawan, masyarakat di Karimunjawa mulai khawatir karena menipisnya ketersediaan BBM dan bahan baku makanan. Cuaca buruk ini juga menjadikan penyebab kapal-kapal logistik tidak dapat beroperasi.

Bagaimana keadaan wisatawan dan kondisi masyarakat di pulau itu? Berikut 4 fakta yang dirangkum Inilah.com

Awal Wisatawan Terjebak

Mengutip dari Inilah.com, ratusan wisatawan yang hendak pulang dari Pulau Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah tertunda sejak Kamis (22/12/2022). Penyebabnya ialah gelombang laut yang tinggi dan curah hujan yang meningkat, sehingga ratusan wisatawan itu terjebak selama beberapa hari.

“Cuaca buruk mulai terjadi pada Kamis (22/12/2022) karena perjalanan kapal penumpang yang biasanya melayani penyeberangan dari Pelabuhan Jepara ke Karimunjawa dan kembali lagi ke Jepara tertunda karena cuaca tidak mendukung,” kata Muslikin selaku Camat di Karimunjawa, Minggu (25/12/2022).

Menurut BMKG saat itu, memang gelombang laut dengan ketinggian 2,5-4 meter berpeluang terjadi di sejumlah perairan Jawa Tengah, antara lain di perairan Brebes-Pemalang, Pekalongan-Kendal, Semarang-Demak, Jepara, dan Pati-Rembang. Hal ini kian mengkhawatirkan wisatawan, mengingat sejumlah diantara mereka menginp di hotel yang dekat dengan pesisir pantai.

Menurut Muslikin,  jadwal kepulangan masing-masing wisatawan berbeda-beda, sehingga bisa saja ada yang sudah tiga hari menunggu kepulangan. Pihaknya juga sudah melakukan pendataan untuk memastikan ada tidaknya wisatawan yang kehabisan bekal.

“Kami juga mendirikan posko pengaduan di Kantor Kecamatan Karimunjawa, siapa tahu ada yang hendak menyampaikan keluhannya,” ujarnya.

Selain Wisatawan, Warga Karimunjawa Juga Kesulitan

Tidak hanya wisatawan, masyarakat di Karimunjawa mulai khawatir karena menipisnya ketersediaan BBM dan bahan baku makanan. Cuaca buruk ini juga menjadi penyebab kapal-kapal logistik tidak dapat beroperasi.

“‘Tidak Ada Kapal’ terdengar di setiap sudut Karimunjawa. Sebenarnya semua masih baik-baik saja. Pantainya pun masih biru dan indah, hanya air muka warga mulai muram. Ga ada yang senyum hehehe, mungkin pada ngebayangin kapal baru akan bersandar di awal Januari nanti, bakal seperti apa jadinya,” mengutip dari cuitan di twitter @CESArosendi, salah seroang wisatawan, Selasa (27/12/2022).

Lebih buruk, sejumlah warung makan hingga jasa makanan di hotel Karimunjawa bahkan menutup layananya. Mereka tidak kunjung mendapat bahan baku untuk dagangan mereka.

“Kebetulan saya tinggal di hotel yang lumayan. Saya pikir tinggal di hotel ketersediaan bahan makanan akan terjamin, tapi ketika makanan yang biasa tersaji, sejak tanggal 25 Desember kemarin sudah tidak tersaji lagi dengan alasan ‘Tidak Ada Kapal’ juga, jadi otak saya mulai panik,” lanjutnya.

Dari 356 Wisatawan, Terdapat 40 WNA

Penjabat (Pj) Bupati Jepara, Edy Supriyanta menyebutkan jumlah wisatawan terdiri dari 356 Warga Negara Indonesia (WNI) dan 40 orang Warga Negara Asing (WNA) berasal dari 3 negara berbeda. Beruntung seluruh wisawatan dalam kondisi sehat.

“Saya mendapatkan laporan ada 356 wisatawan, 40 orang asing (WNA) yang berasal dari Jerman, Belanda, Prancis. Insya Allah semuanya dalam kondisi sehat tidak ada yang sakit dan semuanya tertangani dengan baik,” kata Edy, Senin (26/12/2022).

Wisatawan Akan Dievakuasi oleh Pelni

Ratusan wisatawan yang terjebak di Pulau Karimunjawa akan dijemput oleh kapal milik PT. Pelayaran Nasional Indonesia (PT. Pelni). Rencananya, kapal itu akan berangkat ke Semarang.

“Ada kapal Pelni dengan rute Sampit-Semarang tapi kami kemarin usul untuk bersandar di Karimunjawa. Insya Allah sudah didata 356 itu kita evakuasi kita antar ke Tanjung Emas,” ujarnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button