Market

Ada KSI di Balik Nyali Komisaris KSI Tantang Menteri Erick Taruhan Rp1 Miliar

Aksi nekat komisaris subholding Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI) Roy Maningkas menantang Menteri BUMN Erick Thohir bertaruh Rp1 miliar, jika Krakatau Steel bangkrut bulan ini, menarik. Ternyata ada udang di balik batu.

Tak sedang bercanda, Komisaris KSI yang juga mantan komisaris PT Krakatau Steel (persero) Tbk, menantang taruhan Menteri Erick, sebesar Rp1 miliar. Naga-naganya, tantangan ini kelihatannya sulit terjadi, lantaran Menteri Erick tak suka taruhan.

Tantangan Roy ini, merupakan buntut dari pernyataan Menteri Erick setelah Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR pada Kamis (2/12/2021). Di mana, Menteri Erick memprediksikan Krakatau Steel bangkrut pada 31 Desember 2021. Syaratnya, emiten baja bersandi KRAS itu harus melakukan sejumlah langkah-langkah yang telah disampaikannya.

Dan, salah satu langkah yang disampaikan Menteri Erick adalah menjual PT KSI. Hal inilah yang membuat Roy tak terima. “Sebagai komisaris subholding KSI, saya menantang menteri BUMN untuk bertaruh Rp1 miliar. Jika KRAS bangkrut bulan ini, saya akan bayar pak menteri. Sebaliknya jika KRAS tetap bertahan tanpa melakukan yang diminta pak menteri, uang Rp1 miliar itu akan saya sumbangkan ke kaum Dhuafa,” kata Roy.

Roy mengatakan, KRAS memang sedang mengalami kesulitan keuangan. Akan tetapi, manajemen telah berbuat yang terbaik. Saat ini, kondisi keuangan KRAS sudah mulai membaik.

Menurutnya, sebagai aset strategis, seharusnya KRAS diperlakukan dengan strategis pula. Jangan sampai hanya karena ada motif tertentu, KRAS menjadi korban dari kepentingan tertentu.
“Saya pernah menjadi komisaris di KRAS dan sekarang di subholding KSI. Saya percaya dan yakin, KRAS tidak seburuk yang disampaikan oleh menteri BUMN,” ujarnya.

Roy mengatakan, untuk menyelesaikan kewajiban KRAS kepada sejumlah krediturnya, perusahaan telah memiliki sejumlah rencana. Termasuk melepas 40 persen sahamnya di KSI. Artinya, KRAS tetap menjadi pemilik saham mayoritas.

Akan tetapi, kata Roy, belakangan muncul permintaan agar penjualan saham KSI diperbesar hingga 70 persen. Kalau ini dilakukan justru akan merugikan KRAS selaku pemilik saham mayoritas. “Ingat, KSI itu merupakan aset penting bagi Krakatau Steel. Dia adalah penghasil kas atau cashcow yang signifikan untuk KRAS,” paparnya.

Saat ini, lanjutnya, sekitar 50 persen sehatnya keuangan KRAS berasal dari KSI. “Jika mayoritas saham KSI dilepas, justru akan merugikan KRAS. Lagipula penyelamatan KRAS tidak harus melepas kepemilikan mayoritas di KSI. Kepentingan negara harus menjadi prioritas,” tutur Roy.

Nah, kalau divestasi KRAS terhadap KSI diperbesar hingga 70 persen, kata dia, justru merugikan negara dan publik sebagai pemegang saham KRAS.

“Jadi bukan saya suka bertaruh, tapi ini untuk meyakinkan rakyat bahwa ada ketidakberesan di transaksi ini, KSI memiliki kontribusi laba ke holding KRAS sangat signifikan. Sehingga dengan divestasi KSI yang ditargetkan mencapai 70 persen hingga tahun 2023 dan KRAS hanya memiliki 30 persen, sama saja bohong,” ucap Roy.

Sebelumnya, di hadapan Komisi VI DPR, Menteri Erick mengatakan, kemungkinan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Indonesia Investment Authority alias INA akan berinvestasi di Krakatau Steel.

“Salah satunya sebenarnya kita mengundang, ini bukan jeruk makan jeruk ya, INA untuk berinvestasi. INA sebenarnya kan kita juga untuk investasi, sehingga barangnya enggak lari ke luar,” ujar Menteri Erick.

Menurut Roy, Menteri Erick tidak terlalu jujur jika yang akan membeli KSI hanya INA. Jadi siapa yang kuat? Sabar, kita tunggu saja perkembangannya.

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button