Arena

Adila Sutjiadi, Si Cantik Jagoan Tenis Indonesia di Kancah Dunia

Cantik, muda, dan berprestasi, itulah Aldila Sutjiadi petenis putri kebanggaan tanah air. Di usianya yang masih 27 tahun, Aldila sukses menancapkan tinggi-tinggi bendera merah putih di kancah tenis internasional.

Mengenal tenis sejak kecil mengantarkan Aldila Sutjiadi meraih banyak prestasi. Tak hanya itu, ia juga berprestasi di dunia akademik di Amerika Serikat.

Berkarir sebagai petenis profesional sejak 2010, Dila, sapaan akrabnya, telah mengukir sederet prestasi sepanjang karir profesionalnya. Mulai dari sapu bersih medali emas di PON Riau 2012 hingga menjadi jawara Asian Games 2018 bersama Christopher Rungkat di nomor ganda campuran, hingga menginjakkan kakinya di rumput penuh sejarah dan gengsi, Wimbledon, Inggris.

Dila juga jadi petenis Indonesia yang mampu menembus ranking Top WTA setelah sukses memenangi gelar WTA level 250 di Copa Colsanitas, April lalu. Dila kini bertengger di peringkat 51 WTA nomor ganda. Menjadikannya petenis Indonesia dengan ranking tertinggi.

Prestasi ciamik Aldila sebenarnya bukan kali ini saja. Awal tahun ini, Dila sukses tampil perdana di Australia Open lewat wildcard.

Keberhasilannya tembus ke ajang Grand Slam ini pun sampai direspons petenis nomor satu dunia Emma Raducanu. Selanjutnya, Dila rutin mengikuti turnamen Major WTA Tour bergengsi seperti Rolland Garros hingga Wimbledon.

Saat berlaga di Asian Games 2018, dia bermain bersama Christopher Rungkat di nomor ganda campuran sukses merebut emas.

Satu tahun setelahnya, Aldila/Christopher melanjutkan dominasinya di tingkat Asia Tenggara. Mereka meraih medali emas di ajang SEA Games 2019 dan juga menyumbang medali emas untuk kontingen Indonesia pada SEA Games 2021 di Hanoi, Vietnam.

Aldila juga sempat mengemban tugas di nomor tunggal putri di ajang yang sama. Di nomor ini pun dia sempat meraih medali emas. Kemudian dia menjadi juara pada ITF di Charleston hingga turnamen WTA kategori 125 dan 250.

Cerita Tenis Aldila Sutjiadi

Lahiran di Jakarta, 2 Mei 1995, Dila kecil sudah menggeluti dunia tenis, mengikuti jejak sang ayah, Indriatno Sutjiadi. Mengawali karier profesionalnya saat berusia 15 tahun, Dila bermain dalam turnamen ITF di Jakarta.

Karirnya semakin bersinar saat mengikuti Pekan Olahraga Nasional (PON) 2012 yang diselenggarakan di Riau. Putri dari Indriatno Sutjiadi ini memborong tiga medali emas untuk tunggal putri, ganda putri, dan beregu.

Selain itu, Aldila pun telah mengantarkan Indonesia ke Group 1 Piala Fed Asia/Oceania pada 2013. Melihat potensinya di bidang tenis itu, beberapa universitas di Amerika Serikat menawarkan beasiswa.

Aldila akhirnya memilih tawaran full scholarship dari Universitas of Kentucky di Amerika Serikat. Ia menyelesaikan kuliah di bidang Matematika Ekonomi selama empat tahun. Ia lulus dengan predikat summa cum laude dengan IPK 3.92 yang nyaris sempurna.

Dia pun dinobatkan sebagai salah satu remaja paling berprestasi di Amerika Serikat dalam Elite 90 yang diinisiatori oleh The National Collegiate Athletic Associate (NCAA). Aldila dinilai berpestasi di akademik dan tenis sekaligus.

Sempat memperoleh perunggu pada perhelatan SEA Games 2015, Aldila berhasil memacu dirinya jauh lebih baik lagi. Pada kompetisi olahraga Asian Games 2018 ia berhasil meraih medali emas bersama Christopher Rungkat pada partai final ganda campuran mengalahkan Soncha Ratiwatana/Luksika Kumkhum dari Thailand.

Main di Australia Open, Rolland Garros, sampai Wimbledon

Bermain di lapangan rumput Wimbledon tampaknya jadi impian setiap petenis manapun. Dila mampu merealisasikannya pada Wimbledon edisi 2022, tepatnya bulan Juni lalu.

Turun di nomor ganda putri bersama petenis Jepang Miyu Kato, sayangnya Dila harus kalah di babak pertama turnamen Grand Slam setelah harus mengakui keunggulan duet Jerman, Andrea Petkovic/Jule Niemeier di lapangan lima All England Lawn Tennis & Croquet Club, London, Inggris.

Aldila/Kato juga tidak dapat melaju lebih jauh dari turnamen Grand Slam yang mereka ikuti sebelumya di Rolland Garros. Keduanya berhasil lolos ke babak kedua turnamen bergegsi tanah liat French Open bulan lalu.

Sebelum Wimbledon, Aldila bersama Kato mengikuti WTA 250 di Bad Homburg, Jerman, tetapi keduanya terhenti di laga pembuka.

Aldila yang tiba di Wimbledon pekan lalu, sebelumnya telah mengikuti dua turnamen pemanasan lainnya.

Awal Juni, petenis berusia 27 tahun itu memulai langkahnya dengan mengikuti Nottingham Open tetapi harus terhenti di babak perempat final saat berpasangan dengan petenis Polandia Katarzyna Kawa dan di babak kualifikasi ketika bermain tunggal.

Pekan selanjutnya, Aldila juga terhenti di babak kedua tunggal dan perempat final ganda Ikley Trophy ITF W100 Inggris. Meski belum mampu melangkah lebih jauh di turnamen rumput pemanasan menuju Wimbledon itu, hasil tersebut telah melebihi ekspektasinya.

Berjuang dari kualifikasi, Aldila mampu bertahan hingga 16 besar. Sementara di sektor ganda, Aldila bersama petenis Amerika Serikat Emina Bektas berhasil melaju hingga perempat final.

Awal tahun ini, Dila sukses tampil perdana di Australia Open lewat wildcard. Keberhasilannya tembus ke ajang Grand Slam ini pun sampai direspons petenis nomor satu dunia Emma Raducanu.

Juara di Meksiko

Aldila Sutjiadi berhasil meraih gelar juara ganda turnamen WTA 125 Abierto Tampico, Meksiko, Minggu (30/10/2022) WIB.

Duet Aldila bersama petenis Slovakia Tereza Mihalikova berhasil mengalahkan pasangan Amerika Serikat Elizabeth Mandlik/Ashlyn Krueger 7-5, 6-2 di partai final.

Dalam unggahan media sosialnya, Aldila mengungkapkan bahwa kemenangan itu adalah gelar WTA level 125 pertama baginya.

Gelar di Tampico melengkapi koleksi trofi Aldila pada tahun ini. Pada April lalu, petenis berusia 27 tahun itu berhasil menjuarai ganda putri turnamen WTA 250 Copa Colsanitas di Bogota, Colombia, bersama petenis Australia Astra Sharma.

Kemenangan tersebut adalah gelar WTA perdana bagi Aldila. Tidak lama berselang, tepatnya pada Mei, Aldila kembali mengemas gelar ganda putri pada turnamen ITF Charleston, Amerika Serikat, bersama petenis Polandia Katarzyna Kawa.

Dengan kemenangan ini, Dila berada di peringkat 51 WTA ganda dunia berdasarkan hitung-hitungan peringkat WTA, menjadi torehan peringkat tertinggi sepanjang kariernya.

Di sektor tunggal Aldila berada di peringkat 516, lebih baik dari pekan sebelumnya, sementara catatan terbaiknya ada di peringkat 344 pada 24 Mei 2021.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button