Market

Agar Hilirasi Terbang, Indef Dukung Jokowi Setop Ekspor Mineral Mentah

Ekonom Indef, Dzulfian Syafrian mendukung gagasan Presiden Jokowi setop ekspor mineral mentah. Wajib diolah di dalam negeri agar daya saing dan produksi meningkat.

Dengan kata lain, Dzulfian menyebut, hilirasi sektor tambang sudah waktunya dikembangkan di Tanah Air. “Hilirisasi itu isu jangka menengah hingga panjang, solusi penting untuk permasalahan struktural yang hanya bisa dilihat hasilnya bukan dalam hitungan satu atau tahun. Namun, hilirisasi sangat penting untuk daya saing dan produktivitas nasional di masa depan,” kata Dzulfian di Jakarta, Jumat (7/10/2022).

Dzulfian mengatakan, Indonesia memiliki komoditas yang punya daya saing tinggi dibandingkan negara lainnya, di mana komoditas tersebut belum terlalu banyak nilai tambahnya.

“Banyak komoditas yang belum terlalu banyak ditambah nilainya, alias masih mentah sudah kita ekspor. Namun, ada komoditas yang punya masa depan cerah, yakni sawit, karet, dan nikel,” ujar Dzulfian.

Diketahui, Presiden Joko Widodo mengarahkan hilirisasi dan industrialisasi sumber daya alam untuk terus dilakukan, agar komoditas mentah di Indonesia dapat meningkatkan nilai tambahnya.

Menurut Jokowi, kekuatan Indonesia adalah sumber daya alam melimpah. Wilayah luas dengan keanekaragaman hayati terkaya di dunia, pasti menjadi kekuatan besar Indonesia, jika dikelola secara bijak dan berkelanjutan.

Syaratnya harus dihilirkan dan diindustrikan di dalam negeri, agar nilai tambahnya bisa maksimal untuk kepentingan nasional.

Hilirisasi nikel, misalnya, telah meningkatkan ekspor besi baja 18 kali lipat. Pada 2014, ekspor hanya sekitar Rp16 triliun. Pada 2021, meningkat menjadi Rp306 triliun. Akhir 2022, diharapkan bisa meroket hingga Rp440 triliun.

Saat ini, Indonesia menjadi produsen kunci dalam rantai pasok baterai litium global. Setelah nikel, pemerintah juga akan mendorong hilirisasi bauksit, tembaga, dan timah.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button