Market

Agar tak Krisis Beras, Wilmar Bantu Daerah Genjot Produksi Padi

Untuk menjaga pasokan dan harga beras, Pemkot Serang yang dikenal sebagai salah satu lumbung padi di Provinsi Banten, mengharapkan peran aktif pihak swasta. Yakni PT Wilmar Padi Indonesia (WPI).

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (KP3) Kabupaten Serang, Sony August berharap, kehadiran WPI mampu membantu meningkatkan produktivitas padi.

Saat ini, Serang masih membutuhkan tambahan penyuluh pertanian atau kerjasama pendampingan dengan pihak swasta. “Dengan dukungan perusahaan, produktivitas padi petani diharapkan dapat meningkat dari rata-rata 6 ton per hektare (ha) menjadi 8 ton per ha,” kata Sony, dikutip Selasa (31/1/2023).

Untuk luas lahan pertanian produktif di Serang, mencapai 376 hektare. Sedangkan neraca ketahanan pangan masih kurang. Kebutuhan beras di Serang 1.203,56 ton per tahun, namun baru terpenuhi 832,90 ton per tahun. Atau masih minus 370,66 ton per tahun.

Sedangkan produksi padi dalam satu tahun itu mampu menghidupi 46 persen masyarakat Kota Serang. Salah satu peningkatan produksi dapat dicapai dengan meningkatkan indeks pertanaman (IP). Namun, IP di Serang saat ini baru dua kali karena persoalan hama. “Kalau IP (indeks pertanaman) bisa tiga kali, produksi bisa 3.000 ton lebih,” kata dia.

Dia optimis, target tersebut dapat dicapai karena sawah di Serang menggunakan irigasi primer. Selain itu, petani juga telah memanfaatkan teknologi, seperti drone untuk penyemprotan pestisida dalam satu hamparan.

Farmer Engagement Head PT WPI, Andi Bachtiar menuturkan, pihaknya siap bekerja sama dengan pemerintah kota Serang dalam pendampingan petani. Wilayah tersebut merupakan salah satu daerah yang menjadi fokus pendampingan WPI karena merupakan pusat produksi padi terbesar dan kualitasnya cukup baik.

“Salah satunya melalui program kemitraan yang mendorong penerapan praktik pertanian yang baik (good agriculture practices/GAP) untuk meningkatkan produktivitas padi,” ujar Andi.

Dalam pendampingan petani, perusahaan memberikan bantuan benih unggul, Pupuk Mahkota, dan pestisida. Petani diperbolehkan membayar biayanya setelah panen. Sedangkan penanaman dilakukan di lahan milik petani.

Menurut Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Cigelam, Kabupaten Serang yang juga supplier PT WPI, Mad Supi, produksi padi naik hingga 7 ton per ha setelah mendapatkan pendampingan dari perusahaan sehingga mampu mendongkrak pendapatan.

Sebelumnya, petani menghadapi sejumlah masalah dalam produksi, terutama hama sehingga produksinya hanya 2 ton per ha. Itu terjadi karena kurangnya informasi mengenai pengendalian hama. “Melihat saya sukses, petani lain juga mau bergabung,” kata Supi.

Dia menambahkan, peningkatan produksi akan membawa imbas positif terhadap petani sehingga taraf hidupnya meningkat. Hal itu penting karena petani juga harus menyekolahkan anak-anaknya agar dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button