AI Murah China Bikin Panik AS, Diserang Habis-habisan Setelah Rajai App Store


Aplikasi asisten berbasis AI milik perusahaan China, DeepSeek, menjadi sasaran serangan siber berskala besar pada Senin (27/1). Insiden ini memaksa perusahaan untuk sementara membatasi pendaftaran pengguna baru. Serangan tersebut terjadi setelah aplikasi DeepSeek meroket ke puncak Apple App Store sebagai aplikasi gratis dengan rating tertinggi di AS dan menduduki peringkat tinggi di Google Play Store.

Melalui laman status resminya, DeepSeek mengonfirmasi sedang menyelidiki insiden ini sejak Senin malam waktu Beijing. Setelah dua jam pemantauan, perusahaan mengungkap bahwa mereka menjadi korban “serangan jahat berskala besar”. Meskipun pendaftaran pengguna baru sempat dibatasi, pengguna lama tetap dapat mengakses aplikasi seperti biasa. Kini, layanan pendaftaran telah kembali normal.

Aplikasi DeepSeek, yang bersaing dengan OpenAI ChatGPT, menuai perhatian global setelah mampu menjadi penantang serius bagi produk AI asal Amerika dengan biaya pengembangan yang jauh lebih rendah. Hal ini memicu penurunan tajam pada saham perusahaan teknologi AS, termasuk Nvidia, produsen chip AI terbesar di dunia, yang anjlok 13,6% dalam perdagangan awal hari itu. Penurunan tersebut menghapus sekitar USD 500 miliar dari kapitalisasi pasar.

Terobosan AI Murah dan Ancaman bagi Dominasi AS

Keberhasilan DeepSeek mengembangkan chatbot canggih dengan anggaran sekitar USD 5 juta menjadi sorotan, terutama mengingat keterbatasan akses mereka terhadap teknologi chip canggih akibat kontrol ekspor AS. Sebagai perbandingan, perusahaan-perusahaan lain di pasar AI global menghabiskan miliaran dolar untuk mencapai hasil serupa. Model berbiaya rendah ini dinilai sebagai ancaman potensial terhadap dominasi AS di pasar AI.

Investor teknologi ternama Marc Andreessen menyebut pencapaian DeepSeek sebagai “momen Sputnik AI” di platform X (dahulu Twitter). Pengusaha sekaligus politisi AS, Vivek Ramaswamy, juga mengomentari keberhasilan ini sebagai “momen Sputnik yang baik” dan mendorong AS untuk tidak panik, melainkan bangkit menghadapi tantangan tersebut.

Respons Trump dan Kontroversi Industri AI AS

Mantan Presiden Donald Trump menanggapi fenomena DeepSeek dengan meluncurkan proyek AI baru bernama Stargate. Kolaborasi antara OpenAI, Softbank, dan Oracle ini diklaim bernilai USD 500 miliar, meskipun jumlah dana investasi yang sesungguhnya menuai kritik. Elon Musk, yang merupakan sekutu Trump dan pelopor AI, terlibat perdebatan panas dengan CEO OpenAI Sam Altman di platform X mengenai transparansi proyek tersebut.

Saat menghadiri konferensi Partai Republik di Florida, Trump menyebut kemunculan DeepSeek sebagai “panggilan bangun” bagi perusahaan teknologi AS. Ia menegaskan bahwa perusahaan AS harus fokus untuk “bersaing dan memenangkan pasar”. Trump juga mengumumkan pencabutan aturan AI era Biden melalui perintah eksekutif, agar perusahaan teknologi AS bisa fokus pada inovasi tanpa terhambat regulasi “woke”.

Serangan siber terhadap DeepSeek sekaligus kesuksesan aplikasi AI ini menggarisbawahi persaingan global di sektor kecerdasan buatan, dengan China muncul sebagai tantangan baru bagi dominasi AS. Ke depan, respons strategis perusahaan teknologi dan pemerintah AS akan menjadi penentu arah persaingan di era AI.