News

Soal TNI, Polri, BIN Terlibat Pemilu, Sjafrie: Saya tidak Ingkari Oknum-Oknum itu

Minggu, 18 Sep 2022 – 08:16 WIB

Sjafrie - inilah.com

Prabowo Subianto dan Sjafrie Sjamsoeddin saat masih aktif di TNI (Foto: Istimewa)

Penasihat Khusus Kementerian Pertahanan Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin tak menampik adanya dugaan keterlibatan oknum Polri, TNI, dan BIN dalam pemilu baik saat pilpres maupun pilkada.  “Saya tidak mengingkari terjadinya oknum-oknum yang berada di dalam pengaruh-pengaruh itu,” ungkap Sjafrie.

Pernyataan yang dikutip dari Podcast Refly Harun Bersama Sjafrie Sjamsoeddin dan diunggah pada Minggu 14 Agustus 2022 lalu ini, juga diposting di laman instagram sjafrie_sjamsoeddin.

Sampai Minggu (18/9/2022) pagi, unggahan ini sudah mendapatkan 1.724 likes dan 105 komen. “Ayo Pak kawal terus. Salam sehat untuk kita semua,” tulis deniyayank_decka.

“Terima kasih Pak Jenderal atas informasinya. Semoga TNI tetap kompak/bersatu membela kepentingan rakyat & NKRI. Jangan biarkan rakyat terpecah oleh oknum oknum yang tidak bertanggung jawab,” komentar dari jumlis_67.

Rakyat Berdaulat

Sjafrie pun meminta masyarakat untuk memperhatikan fenomena tersebut, karena oknum oknum bersenjata itu merupakan instrumen negara. “Akan tetapi yang paling penting adalah rakyat yang berdaulat harus jeli dan tegas melihat instrumennya, sebab (Militer, Polri, BIN) adalah instrumen negara,” kata Sjafrie.

Sebagai Wakil Menhan 2010-2014 dia mengingatkan rakyat tentang unsur unsur dari sebuah negara. Rakyat dalam hal ini adalah satu dari tiga komponen penting sebuah negara, selain pemerintah dan wilayah.

“Negara adalah rakyat, pemerintah dan wilayah, jadi sangat diharapkan kontrol sosial (dari) rakyat terhadap tantara, kontrol sosial terhadap aparat pemerintah lain itu (harus) lebih pekat,” ucap Sekjen Departemen Pertahanan 2005-2010 ini.

Hal berikutnya yang juga harus dijunjung tinggi oleh masyarakat adalah kedaulatan rakyat. Pengawalan terhadap tantara agar tidak terjebak oleh politik harus dilakukan. “Kedaulatan rakyat (itu) harus ditampilkan di depan untuk bisa menjadi panglima untuk kemungkinan terhadap pengaruh (politik terhadap tantara) ini yang harus diwaspadai,” kata Sjafrie.

“Oleh karena itu kontrol sosial media terhadap tantara, militer, sangat penting karena kerusakan tantara adalah kerusakan terhadap negara,” tegasnya.

Siapa Sjafrie ?

Sebagai pengingat, nama Sjafrie mencuat ketika menjabat sebagai Pangdam Jaya, dia dengan sigap mengerahkan pasukannya untuk mengendalikan situasi di Ibu kota Jakarta saat terjadi kerusuhan Mei 1998.  Saat itu dia berpatroli dengan panser berkeliling ibu kota.

Sjafrie Sjamsoeddin adalah lulusan Akademi Militer (Akmil) 1974. Dia satu Angkatan dengan Menhan Prabowo Subianto.  Sajrie lahir dan dibesarkan di lingkungan militer. Ayahnya pernah menjadi Komandan Komando Militer Kota Besar Makassar.

Selepas lulus dari Akmil dia langsung bergabung dengan Kopassus. Dia juga pernah menjabat sebagai Komandan Grup A Pasukan Paspampres. Pada 1995-1996, Sjafrie didapuk menjadi Danrem 061/Suryakencana, Bogor.

Kariernya tergolong moncer. Pada tahun 1996, Sjafrie menjadi Kasgartap-1 Ibu Kota dan di tahun yang sama dia diangkat menjadi Kasdam Jaya. Tak lama setelah Prabowo diangkat menjadi Danjen Kopassus, Sjafrie dilantik menjadi Panglima Kodam Jaya menggantikan Mayjen TNI Sutiyoso yang diangkat menjadi Gubernur DKI.

Inilah.com sudah mencoba meminta izin kepada Sjafrie untuk memakai materi unggahan di Instagram miliknya, namun sampai berita ini dimuat, kami belum mendapatkan konfirmasi dari Sjafrie.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button