News

Aktivis Senior Ingatkan Angkatan 98, Contohlah Ubed Aset UNJ

Urusan nyali, dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan Aktivis 98, Ubedillah Badrun okelah. Berani laporkan 2 anak Presiden Jokowi ke KPK.

Pekan ini, nama Ubed, sapaan akrab Ubedillah Badrun begitu kondang. Lantaran keberaniannya melaporkan Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep atas dugaan KKN ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Langkah Ubed ini, menarik perhatian mantan Menko Kemaritiman di periode pertama Jokowi yakni DR Rizal Ramli. Melalui akun twitternya, @RamliRizal, Kamis (13/1/2022), Rizal mengapresiasi langkah Ubed. “Sangat wajar jika mahasiswa, civitas akademik dan Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) bangga dgn dosennya Ubaidillah Badrun, yg memiliki integritas moral, akademik dan historis untuk membuat Indonesia bersih KKN. Itu bagian dari Tri Darma PT @UNJ_Official,” tulis Rizal, dikutip Jumat (14/1/2022).

Dalam laporan yang bikin heboh se-Indonesia ini, Ubed mempersoalkan temali dua putera presiden dengan PT SM yang menjadi tersangka atas kasus pembakaran hutan pada 2015. Dalam persidangan, PT SM dituntut Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) membayar Rp7,9 triliun.

Namun, Ubed melihat adanya keganjilan dalam putusan Mahkamah Agung (MA) pada Februari 2019, yang mengabulkan tuntutan ganti rugi Rp78 miliar. Saat itu, kedua putra Jokowi diduga tengah berkonsi bisnis dengan PT SM.

Pada Kamis (13/1/2022), cuitan twitter Rizal Ramli yang juga mantan Menko Ekuin era Presiden Gus Dur itu, mengingatkan para aktivis 98 untuk memanfaatkan kesempatan kedua sebagai momentum memperbaiki image, asal konsisten anti KKN.

“Ini kesempatan sejarah,, Angkatan 98 yg kebanyakan pragmatis, luntur dan dan larut dalam kekuasaan. Sebagian bahkan sekedar jadi penjilat. Ada kesempatan kedua perbaiki image 98, asal konsisten anti KKN,” tulis Rizal Ramli.

Dia sangat berharap, angkatan 98 bergerak melawan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), karena reformasi belum selesai. “98 Bergerak Melawan KKN, Reformasi Belum Selesai,” tutup Rizal Ramli.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button