Ali Akhmedov: Petarung Cum “Filsuf” dari Kazakhstan


Di luar ring, Ali Akhmedov memiliki sisi lain yang menarik. Ia dikenal sebagai pembaca setia buku-buku filsafat dan psikologi. Baginya, tinju adalah perang mental yang membutuhkan ketenangan dan refleksi mendalam. “Saya sering membaca buku untuk menjaga keseimbangan mental,” katanya. Salah satu buku favoritnya adalah Meditations karya Marcus Aurelius, yang sering ia baca sebelum pertandingan besar.

Tak mungkin Anda membayangkan filosof tua, Socrates atau Plato, bertarung di atas ring karena kecendekiaan mereka. Namun, jika Anda ingin melihat seorang ‘filsuf’ bertarung di atas ring, tontonlah pertarungan Ali Akhmedov.

Petinju muda asal Kazakhstan ini membawa sesuatu yang berbeda ke dalam dunia tinju. Ia tidak hanya menyerang dengan pukulan kuat, tetapi juga dengan strategi penuh perhitungan yang terinspirasi dari refleksi mendalam. “Dalam tinju, Anda harus tenang seperti seorang filsuf,” kata Akhmedov, yang menganggap buku “Meditations” karya Marcus Aurelius sebagai panduan tidak hanya untuk kehidupan, tetapi juga untuk bertarung.

Pertarungan paling epiknya terjadi pada November 2021 saat melawan Gabriel Rosado, seorang veteran tangguh. Dalam laga yang berlangsung selama 12 ronde penuh ketegangan, Akhmedov keluar sebagai pemenang melalui keputusan mutlak. “Saya hanya ingin membuktikan bahwa kerja keras tidak pernah mengkhianati hasil,” kata Akhmedov, usai laga tersebut. Malam itu bukan sekadar kemenangan teknis, tetapi juga pembuktian mentalitas baja yang ia bangun melalui refleksi mendalam dan latihan keras.

Dari Kazakhstan ke Dunia

Ali Akhmedov lahir pada 16 Juli 1995 di Almaty, Kazakhstan. Kota ini, yang dikenal sebagai pusat budaya dan ekonomi Kazakhstan, adalah tempat di mana mimpi Akhmedov mulai berakar. Sejak kecil, ia menunjukkan bakat luar biasa dalam olahraga, terutama tinju. Pamannya, seorang mantan petinju amatir, menjadi orang pertama yang memperkenalkannya pada seni ini. “Pamanku selalu berkata, “Tinju adalah seni. Kamu harus cerdas, tidak hanya kuat”,” kata Akhmedov mengenang.

Masa kecilnya dihabiskan di gym tinju lokal, di mana ia mengasah teknik kaki dan pukulan dasar yang menjadi fondasi gaya bertarungnya. Saat teman-temannya bermain di luar, Akhmedov memilih untuk mendalami olahraga ini. “Saya selalu percaya bahwa setiap pukulan memiliki tujuan,” ujarnya.

Karier profesional Akhmedov dimulai pada tahun 2016 saat ia berusia 21 tahun. Debutnya berlangsung di Rusia, di mana ia mencatatkan kemenangan TKO melawan lawan yang jauh lebih berpengalaman. Pertarungan ini menjadi awal dari perjalanan panjangnya menuju pengakuan internasional.

Untuk menghadapi tantangan yang lebih besar, Akhmedov memutuskan pindah ke Amerika Serikat. Di sana, ia berlatih di bawah bimbingan Abel Sanchez, pelatih legendaris yang juga pernah menangani Gennadiy Golovkin, petarung terkemuka dunia. “Itu adalah keputusan yang sulit. Saya meninggalkan keluarga dan teman-teman untuk mengejar mimpi saya,” ujar Akhmedov.

Salah satu pencapaian penting dalam kariernya adalah meraih gelar WBC International Silver pada 2019. Dalam laga melawan Andrew Hernandez, Akhmedov menang TKO di ronde ketiga. Gelar itu mengukuhkan posisinya sebagai salah satu petinju kelas menengah super (super middleweight) yang patut diperhitungkan.

Saat ini, Ali Akhmedov berada di peringkat atas kelas menengah super dalam badan tinju dunia seperti WBA dan IBF. Dengan rekor 21-1, termasuk 16 kemenangan KO, ia telah membuktikan dirinya sebagai ancaman serius di kelasnya. Banyak pengamat tinju memprediksi bahwa Akhmedov akan segera mendapatkan kesempatan bertarung untuk gelar dunia penuh.

Mentalitas Selalu Siap

Akhmedov adalah petinju yang dikenal dengan dedikasinya terhadap persiapan. “Setiap pertarungan adalah pelajaran. Saya selalu mempelajari gaya lawan saya dengan saksama,” katanya. Ia sering menonton ulang video pertarungan lawan-lawannya, mencatat kelemahan mereka, dan merancang strategi matang.

Pelatihnya, Abel Sanchez, memuji etos kerjanya. “Ali adalah kombinasi sempurna dari kekuatan dan kecerdasan. Dia tidak hanya bertarung dengan otot, tetapi juga dengan otak,” ujar Sanchez.

Di luar ring, Ali Akhmedov memiliki sisi lain yang menarik. Ia dikenal sebagai pembaca setia buku-buku filsafat dan psikologi. Baginya, tinju adalah perang mental yang membutuhkan ketenangan dan refleksi mendalam. “Saya sering membaca buku untuk menjaga keseimbangan mental,” katanya. Salah satu buku favoritnya adalah Meditations karya Marcus Aurelius, yang sering ia baca sebelum pertandingan besar.

Cerita lain yang menarik adalah kebiasaannya membawa camilan khas Kazakhstan, baursak, ke setiap sesi latihan di luar negeri. “Itu adalah pengingat akan rumah,” katanya. Kebiasaan ini menunjukkan betapa ia tetap terhubung dengan akar budayanya meskipun kariernya telah membawanya jauh dari tanah kelahirannya.

Dengan usia yang masih muda, Akhmedov memiliki banyak waktu untuk terus berkembang. Tantangan besar menantinya, termasuk menghadapi nama-nama besar seperti Canelo Alvarez atau David Benavidez. “Saya tahu perjalanan ini tidak akan mudah, tetapi saya siap untuk bekerja keras,” katanya.

Sebagai salah satu wajah baru dalam dunia tinju, Akhmedov juga berharap dapat menginspirasi generasi muda di Kazakhstan. “Saya ingin anak-anak di negara saya tahu bahwa tidak ada mimpi yang terlalu besar. Dengan kerja keras, segalanya mungkin,” ujarnya. []