Aliansi Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) melakukan parade dengan membawa ‘ogoh-ogoh’ berupa kepala babi dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di depan Gedung DPR, Jakarta Pusat, Kamis (1/5/2025). Aksi ini dilakukan dalam peringatan Hari Buruh alias May Day.
Berdasarkan pantauan inilah.com di lokasi, para demonstran Gebrak yang berjumlah ribuan juga membawa poster bertuliskan kapitalisme, oligarki, dan militerisme adalah musuh pekerja. Dalam poster ini terdapat gambar Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi), tikus berpakaian kemeja, dan pria berseragam.
Selain itu, ada pula beberapa orang yang mengenakan pakaian layaknya hakim, lalu pemerintah, dan TNI. Hal ini ditunjukkan untuk menuangkan berbagai tuntutan yang dilayangkan pada demo kali ini.
Menurut Aliansi Gebrak, sejak dilantik Oktober 2024 lalu, kebijakan pemerintahan Prabowo-Gibran belum nampak perubahan secara struktural yang pro terhadap perlindungan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat indonesia.
“Menurut kami, tidak ada cukup alasan untuk rakyat yang merasakan kebijakan buruk dan perlakuan represif dari negara selama ini, untuk kemudian berdekatan dan bersatu padu dengan kekuasaan yang menindas. Justru rakyat harus membangun persatuan nasional antara rakyat tertindas lainnya demi tercapainya kesejahteraan untuknya,” ujar perwakilan Aliansi Gebrak saat berorasi.
Aliansi Gebrak menegaskan, Gerakan Buruh Indonesia tidak bisa diklaim oleh seseorang ataupun kelompok yang pada ujungnya adalah untuk mendapatkan kue kekuasaan semata. Gerakan Buruh Indonesia berdasarkan sejarahnya lahir dari sebuah gerakan independen yang bukan bagian satu kesatuan dari elite partai borjuis di Indonesia dan memiliki prinsip-prinsip perjuangan yang progresif.
Pada aksi kali ini, Aliansi Gebrak menyuarakan lima tuntutan utama, yakni pertama mereka meminta UU Cipta Kerja beserta PP turunannya dicabut.
“Lawan badai PHK, sahkan RUU Ketenagakerjaan Pro Buruh, dan berikan kepastian dan jaminan kerja yang layak bagi kaum buruh. Lalu sahkan RUU PRT sekarang juga, berikan jaminan hukum bagi PRT, hapuskan hubungan kemitraan, pengakuan status pekerja bagi pengemudi ojol, taksi online dan kurir, jamin dan lindungi pekerja medis dan kesehatan, pekerja perikanan, dan kelautan, pekerja perkebunan dan pertanian, pertambangan dan buruh migran,” tegasnya.
Selain itu, mereka juga meminta pemerintah untuk menghentikan penggusuran pemukiman dan tanah-tanah rakyat, jalankan reformasi agraria sejati, berikan tanah dan teknologi pertanian bagi petani kecil. Tak hanya itu, Aliansi Gebrak juga meminta agar pemerintah dapat menghentikan berbagai proyek PSN yang melakukan pengrusakan terhadap lingkungan.
“(Terakhir kami menuntut agar pemerintah) mencabut UU TNI, tolak militer masuk kampus, pabrik dan desa. Tolak militer campur tangan urusan sipil, kembalikan militer ke barak,” tandasnya.