Alih-alih Efisiensi Anggaran, Pilkada tak Langsung Justru Ganggu Stabilitas Ekonomi


Wacana Presiden Prabowo Subianto untuk mengembalikan Pilkada ke sistem tidak langsung menuai kritik tajam. Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro, menilai langkah ini tidak hanya gagal mengefisiensikan anggaran, tetapi juga berpotensi memicu konflik yang merugikan stabilitas ekonomi.

“Walaupun dia tidak ternominalkan secara materi, kalau misalkan rusuh, ricuh, kan itu secara ekonomi juga merugikan kita. Reputasi kita di mata global, di mata publik kacau kan. Lebih mahal lagi yang harus dikeluarkan dibandingkan Pilkada tidak langsung,” ujar Agung saat dihubungi Inilah.com, Minggu (22/12/2024).

Agung juga menyoroti bahwa ongkos politik antara Pilkada langsung dan tidak langsung sejatinya sama saja. “Jadi ini subjeknya saja yang berganti, Pilkada langsung tetap mahal sebenarnya. Bedanya, karena kalau dulu Pilkada tidak langsung elitnya yang dapet, sekarang publiknya juga ikut,” ucapnya.

Alih-alih mewacanakan pilkada tak langsung, Prabowo diminta berfikir ulang dan lebih fokus pada reformasi sistem politik yang lebih fundamental. 

“Lebih baik fokus pada perbaikan sistem, seperti memperketat pengawasan, membatasi dana kampanye, atau menerapkan teknologi untuk mengefisiensikan Pilkada langsung,” kata Agung.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto dalam acara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-60 Partai Golkar di Sentul, Bogor, Kamis (12/12/2024), mengakui bahwa biaya Pilkada di Indonesia terlalu mahal. “Berapa puluh triliun habis dalam 1-2 hari, dari negara maupun dari tokoh-tokoh politik masing-masing, ya kan?” ujar Prabowo.

Ia membandingkan sistem tersebut dengan negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan India yang dinilainya lebih efisien. “Malaysia, Singapura, India, sekali milih anggota DPRD, DPRD itu lah yang milih gubernur, milih bupati. Efisien enggak keluar duit, efisien,” katanya.

Ia kemudian mengajak ketua-ketua umum partai politik lain untuk memperbaiki sistem partai politik. Terlebih, Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia sudah menyampaikan pemikiran serupa kepadanya. “(Bahlil) Tadi menyampaikan perlu ada pemikiran memperbaiki sistem parpol, apalagi ada Mbak Puan (di HUT Golkar ini). Kawan-kawan dari PDIP, kawan-kawan partai-partai lain, mari kita berpikir,” ajak Prabowo.