Alvin Lie Ungkap Kejanggalan Biaya Pelesiran Kaesang dan Erina ke Amerika Serikat


Pengamat Penerbangan Alvin Lie, mempertanyakan cara menghitung biaya perjalanan ke Amerika Serikat (AS), baik KPK maupun Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Jokowi yang menghasilkan angka Rp90 juta/penumpang. 

Menurut Alvin, angka Rp90 juta/penumpang dari Jakarta ke AS menggunakan jet pribadi mewah sekelas Gulfstream G650ER, sangatlah tidak masuk akal.

Selanjutnya, dikutip dari akun Instagram @news.nusantaratv, Sabtu (21/9/2024), Alvin mencoba menghitung biaya sewa dan avtur untuk perjalanan Kaesang, Erina Gudono (istri), Nadya Sofia Gudono (kakak Erina), serta asisten Erina dari Jakarta ke AS. 

Alvin menetapkan tarif tengah jet pribadi Gulfstream G650ER sebesar US$12.500/jam. Sedangkan lama perjalanan dari Jakarta ke AS, diperkirakan 14 jam. Untuk sekali perjalanan, biaya avturnya mencapai Rp378 juta.

Aturan untuk penyewa jet pribadi, tidak bisa hanya membayar ketika ditumpangi saja. Saat pesawat kosong, harus pulang kandang, ongkosnya pun harus ditanggung penyewa.

Untuk sekali perjalanan, biayanya US$12.500 dikalikan 14 jam, ketemu US$175.000. Dengan asumsi kurs Rp15.500/US$, angka itu setara Rp2,7 miliar. Ditambah biaya avtur Rp378 juta, totalnya menjadi Rp3,078 miliar. Itu sekali jalan.

Ketika pesawat tersebut pulang kendang, biayanya pun sama, sehingga total yang harus dibayar penyewa menjadi Rp6,2 miliar. Itu belum menghitung biaya lain-lain. “Jadi cukup besar kan biayanya,” kata Alvin. 

Untuk penjemputan Kaesang dan rombongan, biayanya kurang lebih sama mahalnya. Kalau ditotal menjadi Rp12,4 miliar. 

Sehingga wajar jika Alvin mempertanyakan bagaimana cara menghitung Gibran maupun KPK, sehingga muncul angka Rp90 juta/penumpang.

Perjalanan Kaesang menggunakan jet pribadi yang harganya lebih dari Rp1 triliun itu, tentu saja tidak ‘apple to apple’ dengan biaya kelas bisnis pesawat komersial.

“Saya jadi bertanya-tanya bagaimana KPK bisa mendapatkan angka Rp90 juta per tiket/penumpang. Itu yang saya rasakan janggal,” pungkas Alvin, mantan Ombudsman RI itu.

Karena super mahal, wajar jika publik lebih percaya dugaan gratifikasi atau konflik kepentingan  di balik kejadian ini. Ada pihak-pihak yang rela ‘berkorban’ untuk membiayai pelesiran mahal Kaesang dan keluarganya.

Sudah barang tentu, semuanya tidak ada yang gratis. Ada manfaat yang bisa direguk sang pemilik pesawat, atau pengusaha kaya yang mau merogoh dompet dalam-dalam, demi anak kesayangan Iriana Jokowi itu. 

Kabarnya, ada pengusaha Singapura yang dikenal sebagai pemilik platform e-commerce serta game online kondang di republik ini, berkontribusi besar.

Maklumlah, Kaesang adalah anak presiden. Dan sebentar lagi, sang kakak, Gibran Rakabuming Raka dilantik menjadi wakil presiden. Aroma konflik kepentingan atau gratifikasi, semakin sulit ditutupi.

Kini bolanya di KPK. Masihkah bertaji seperti ketika membongkar kasus Rafael Alun yang pemicunya sama-sama aksi flexing. Gagayaan ala-ala milenial yang sejatinya tidak cocok dengan kultur orang timur.