Market

Ambisi Besar Jadi Pusat Industri Syariah Dunia, Apa Daya Perbankan Kurang Mendukung

Kamis, 13 Okt 2022 – 21:12 WIB

Pangsa pasar bank syariah di Indonesia masih rendah. (Foto: Kumparan).

Cita-cita Indonesia menjadi pusat industri keuangan syariah dunia, kelihatannya bakal tersendat-sendat. Pangsa pasar perbankan syariah di negeri ini, cuman 7 persen. Padahal, Indonesia adalah negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia.

Direktur Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Nyimas Rohmah bilang, pangsa pasar atau market share perbankan syariah Indonesia per Agustus 2022, mencapai 7,03 persen. Berasal dari 13 Bank Umum Syariah (BUS) dengan pangsa 66,14 persen dari total industri perbankan syariah. Ditambah 20 Unit Usaha Syariah (UUS) dengan pangsa 31,39 persen, dan 166 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dengan pangsa 2,47 persen.

Meski masih minimalis, kata Nyimas, market share perbankan syariah terus bertumbuh. Istilah kata, pelan-pelan asalkan jalan. “Dari tahun ke tahun Alhamdulillah perbankan syariah selalu menunjukkan perbaikan,” ungkap Nyimas dalam LPPI Virtual Seminar #86 di Jakarta, Kamis (13/10/2022).

Selain itu, Nyimas mengungkapkan, pertumbuhan aset, Dana Pihak Ketiga (DPK), serta Pembiayaan yang Diberikan (PyD) industri perbankan syariah nasional pun terus tumbuh positif meskipun di masa pandemi COVID-19.

Aset perbankan syariah Indonesia berhasil tumbuh 17,91 persen secara tahunan (year on year/yoy), mencapai Rp744,68 triliun pada Agustus 2022. Dana pihak ketiga atau DPK meningkat 18,08 persen (yoy) sebesar Rp591,97 triliun. Dan, PyD naik 18,56 persen (yoy) menjadi Rp483,81 triliun.

Direktur Indonesia Development and Islamic Studies (IDEAS), Yusuf Wibisono merasa pesimis dengan cita-cita besar Indonesia menjadi pusat industri syariah global. Alasannya ya itu tadi, pangsa pasar syariah nasional masih rendah, tak lebih dari 7 persen.

“Indonesia berambisi menjadi pusat industri keuangan syariah dunia namun hingga kini market share perbankan syariah hanya di kisaran 7 persen,” kata Yusuf, Rabu (12/10/2022).

Yusuf menegaskan, pemerintah harus mendorong pangsa pasar perbankan syariah nasional, saat ini baru 7 persen. Sehingga belum optimal untuk mencapai target Indonesia.

Salah satu faktor pangsa pasar perbankan syariah masih rendah karena penambahan modal yang kecil ketika dilakukan merger tiga bank syariah badan milik usaha negara (BUMN).

“Kebijakan yang digulirkan riuh namun tidak substantif, merger tiga bank syariah BUMN namun tidak ada penambahan modal sehingga tidak ada dampak pada market share perbankan syariah,” jelasnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button