Market

Said Didu Sebut Angka Rp13.400 Triliun, Amien Rais Ingatkan Jokowi Setop Tambah Utang

Tak biasanya, politisi senior Amien Rais melontarkan kritik keras tentang menggunungnya utang di era Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Ketua Majelis Syuro Partai Ummat ini, mengingatkan Jokowi agar tidak menambah utang di masa pemerintahannya yang tersisa dua tahun atau sekitar 30 bulan lagi.

Ya, mantan Ketua MPR ini benar. Era Jokowi, utang pemerintah menumpuk hingga Rp7.014,58 triliun (28 Februari 2022).”Waktu Anda (Jokowi) sebagai Presiden tinggal 30 bulan. Cobalah jangan tambah utang lagi dan mengabdilah pada kepentingan rakyat Indonesia sendiri, bukan kepentingan oligarki yang lebih berorientasi meladeni kepentingan asing,” kata Amien dalam pidato memperingati Milad Partai Ummat ke-1 di Jakarta, Minggu (17/4/2022).

Pandangan senada juga disampaikan mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu. Total utang Indonesia saat ini sudah mengkhawatirkan karena jumlahnya sekitar Rp13.400 triliun.

Dikutip dari akun twitter pribadinya @msaid_didu, Senin (18/4/2022), disebutkan bahwa utang Indonesia terdiri dari utang pemerintah, BUMN dan Bank Indonesia (BI). “Di mana jumlahnya mencapai Rp13.400 triliun atau US$934,19. Khusus utang pemerintah di atas Rp7 ribu triliun,” tulisnya.

Celakanya, apabila dilakukan perbandingan antara utang Indonesia dengan GDP-nya, hasilnya cukup tinggi. Di mana, GDP Indonesia pada 2021 sebesar US$1.150 miliar. Sehingga utang Indonesia mencapai 81,234% dari GDP. Angka inilah yang mengkhawatirkan.

Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati malah tenang-tenang saja. Seolah, masalah utang bukan persoalan gawat. Dia bilang, rasio utang terhadap PDB RI masih lebih kecil baik dibandingkan dengan negara ASEAN, G20, maupun negara di seluruh dunia.

“Untuk menjaga dari kesehatan APBN, rasio utang (Indonesia) termasuk relatif rendah diukur dari negara ASEAN, G20, dan seluruh dunia,” ucap Sri Mulyani dalam tayangan YouTube Komite Stabilitas Sistem Keuangan, Jumat (15/4/2022).

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button