Mungkin banyak yang tak sadar, amuk PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) telah menelan korban puluhan ribu pekerja sepanjang Januari-September 2024. Jumlah PHK terbanyak adalah Jawa Tengah (Jateng).
Dikutip dari data Kementerian ketenagakerjaan (Kemenaker), Jakarta, Senin (30/9/2024), jumlah pekerja yang terkena PHK, mencapai 53 ribu orang selama 9 bulan ini.
Jumlah riilnya, kemungkinan lebih besar lagi. Karena banyak industri atau pabrik yang tidak melapor ke Kemenaker.
Pada September 2024, Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Kemenaker, Indah Anggoro Putri mengatakan, ada tambahan jumlah PHK pada bulan September 2024, sebanyak 6.753 orang.
“Total PHK per 26 September 2024, sebanyak 52.993 (53.000) tenaga kerja, meningkat (dibanding periode yang sama tahun lalu),” kata Indah.
Dan kasus PHK yang terbesar, Indah tak segan menyebut Jawa Tengah, totalnya mencapai 14.767 kasus. Disusul Banten sebanyak 9.114 kasus, dan DKI Jakarta 7.469 kasus.
Apabila dilihat bedasarkan sektornya, kasus PHK terbanyak berasal dari sektor pengolahan yang mencapai 24.013 kasus. Kemudian, disusul sektor jasa yang mencapai 12.853 kasus. Selanjutnya sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yang mencapai 3.997 kasus.
Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengakui banyak perusahaan yang melakukan PHK belakangan ini. Kemenaker, masih melakukan mitigasi terkait banyaknya PHK akhir-akhir ini.
“Kami terus melakukan memitigasi agar jangan sampai PHK itu terjadi. Jadi upaya-upayanya kami pertemukan, antara manajemen dengan pekerja, kami ketemukan itu, bisa menekan terjadinya PHK,” tutur Ida.
Contohnya, Jakarta yang berada di peringkat kedua setelah Jateng, terdapat 7.400 pekerja mengalami PHK pada periode Agustus 2024. Di Jawa Tengah, pekerja yang banyak mengalami PHK di sektor manufaktur, tekstil, hingga industri pengolahan.
“Sementara di Jakarta, korban PHK terbanyak adalah sektor jasa. Berikutnya di Banten, PHK banyak terjadi di industri petrokimia,” pungkasnya.