Hangout

Anak-anak dan Remaja Jajan Sembarang, Sindrom Metabolik Mengintai

anak-anak-dan-remaja-jajan-sembarang,-sindrom-metabolik-mengintai

Jajanan anak dan remaja kini tersedia dengan harga murah dan beragam serta dikemas dengan menarik. Jajanan yang belum diketahui asupan gizinya dan berisiko bahaya itu bisa ditemui dengan mudah di mana saja. Tentu jajanan seperti ini berisiko bagi kesehatan dan memicu sindrom metabolik.

Lihat saja di sekitar kita, di depan sekolah, di pinggir jalan, aneka jajanan tersedia dan membuat anak-anak dan remaja penasaran. Dari mulai jenis kerupuk pedas, gorengan, es dengan warna yang menyegarkan, makanan ringan, hingga yang viral saat ini ciki ngebul Harganya juga terjangkau oleh anak-anak.

Di balik aneka jajanan ini timbul pertanyaan apakah jajanan ini menyehatkan dan bersih? Hal ini mengingat makanan yang tidak bersih dan tidak aman akan berisiko menimbulkan sejumlah masalah kesehatan. Makanan yang baik harus memperhatikan mulai dari pemilihan bahan, pengolahan, hingga pengemasan. Besar kemungkinan jajanan tersebut mengandung bahan berbahaya seperti boraks, formalin, pengawet, hingga pewarna yang dilarang (rhodamin B).

Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Pimprim Basarah Yanuarso mengungkapkan, jajanan tidak bergizi sangat mudah ditemukan. Biasanya makanan siap saji ini kaya akan karbohidrat dan gula tapi minim nutrisi sehingga menyebabkan terjadinya rangkaian penyakit.

“Untuk anak-anak khususnya balita, protein hewani sangat dibutuhkan. Sayangnya, sekarang ini anak-anak itu makanan kudapannya yang fast food yang tinggi akan tepung dan gula jadi minim protein hewani. Makronutrisinya saja tidak memenuhi syarat dalam hal ini untuk mencegah stunting. Jadi, susah,” katanya Pimprim dalam Media Gathering Virtual PP IDAI, Selasa (17/1/2023).

Ia menambahkan, salah satu tantangan yang dihadapi anak saat ini yaitu kurangnya asupan bergizi yang bisa menjadi penyebab sindrom metabolik saat dewasa. Sindrom metabolik merupakan kondisi serius karena membuat pengidapnya berisiko tinggi terkena penyakit jantung, diabetes, stroke, dan penyakit yang berkaitan dengan penumpukan lemak di dinding arteri.

Sementara Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Gastro-Hepatologi IDAI Muzal Kadim, mengatakan, makanan anak saat ini sudah tidak bisa dijamin lagi kesehatannya. “Banyak sekali pedagang nakal, karena boraks ini kan jadi awet, tahan lama, segar terus, murah. Kadang, banyak jajanan yang terlalu banyak lemak, terlalu manis, apalagi yang zat-zat tertentu, bahaya,” jelasnya.

Boraks bisa menyebabkan gangguan susunan saraf pusat, fungsi ginjal dan hati. Selain itu, jajan sembarangan juga bisa mengakibatkan masalah berat badan seperti kegemukan atau kurang berat badan. Seperti yang diketahui, bahwa jajanan pedagang kaki lima biasanya bersifat manis atau gurih yang membuat pembelinya cenderung ketagihan.

Ditambah lagi pilihan bahan dan cara memasak juga dapat menyumbang jumlah kalori dan lemak pada jajanan tersebut. Bila seseorang terus-terusan memakannya, jangan heran saat bobot tubuh makin bertambah. Di sisi lain, jajan sembarangan juga dapat berisiko menyebabkan anak kurang berat badannya.

Apa itu sindrom metabolik?

Jajanan tidak sehat memang bisa memicu sindrom metabolik. Mengutip Mayo Clinic, sindrom metabolik merupakan sekelompok kondisi yang terjadi bersamaan, meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2. Kondisi tersebut meliputi peningkatan tekanan darah, gula darah tinggi, kelebihan lemak tubuh di sekitar pinggang, dan kadar kolesterol atau trigliserida yang tidak normal.

Memiliki hanya satu dari kondisi ini tidak berarti memiliki sindrom metabolik. Tapi itu berarti memiliki risiko penyakit serius yang lebih besar. Dan jika seseorang apalagi seorang anak mengalami lebih banyak kondisi ini, risiko komplikasi, seperti diabetes tipe 2 dan penyakit jantung, akan meningkat lebih tinggi lagi.

Sindrom metabolik semakin umum, dan sepertiga dari orang dewasa AS memilikinya. Jika seseorang memiliki sindrom metabolik atau salah satu komponennya, perubahan gaya hidup yang agresif dapat menunda atau bahkan mencegah berkembangnya masalah kesehatan yang serius.

Sebagian besar gangguan yang terkait dengan sindrom metabolik tidak memiliki tanda atau gejala yang jelas. Salah satu tanda yang terlihat adalah lingkar pinggang yang besar. Dan jika gula darah tinggi, mungkin memperhatikan tanda dan gejala diabetes, seperti rasa haus dan buang air kecil yang meningkat, kelelahan, dan penglihatan kabur.

Sindrom metabolik terkait erat dengan kelebihan berat badan atau obesitas dan tidak aktif. Termasuk terkait dengan kondisi yang disebut resistensi insulin. Biasanya, sistem pencernaan memecah makanan menjadi gula. Insulin adalah hormon yang dibuat oleh pankreas yang membantu gula memasuki sel untuk digunakan sebagai bahan bakar.

Pada orang dengan resistensi insulin, sel tidak merespons insulin secara normal dan glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel dengan mudah. Akibatnya, kadar gula darah naik bahkan saat tubuh mengeluarkan lebih banyak insulin untuk mencoba menurunkan gula darah sehingga meningkatkan risiko berkembangnya diabetes tipe 2.

Risiko lainnya adalah penyakit jantung dan pembuluh darah. Kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi dapat berkontribusi pada penumpukan plak di arteri. Plak ini dapat mempersempit dan mengeraskan arteri, yang dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke.

Bagaimana pencegahannya? Komitmen seumur hidup untuk gaya hidup sehat dapat mencegah kondisi yang menyebabkan sindrom metabolik. Gaya hidup sehat meliputi setidaknya 30 menit aktivitas fisik hampir setiap hari, makan banyak sayuran, buah-buahan, protein tanpa lemak dan biji-bijian. Juga membatasi lemak jenuh dan garam dalam diet, mempertahankan berat badan yang sehat serta tidak merokok.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button