News

Merasa Dipermalukan, Pelatih Biliar Sumut Bakal Laporkan Gubernur Edy ke Polisi

Pelatih biliar Persatuan Olahraga Biliar Seluruh Indonesia (POBSI) Sumatera Utara (Sumut) Khoiruddin Aritonang mengaku akan melaporkan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi atas perlakuannya yang dinilai telah mempermalukannya di depan umum.

“Saya akan buat laporan ke Polda Sumut atas perbuatan tidak menyenangkan,” katanya.

Choki, sapaan akrabnya, akan melaporkan mantan Pangkostrad itu karena merasa dipermalukan saat acara pemberian tali kasih kepada kontingen PON Sumatera Utara di Aula Rumah Dinas Gubernur Sumut.

Ketika itu dirinya dijewer di atas panggung lantaran tidak ikutan tepuk tangan saat Gubernur Edy pidato. Tak hanya dijewer, ia juga dimarahi dan depan para atlet dan pelatih dari cabang lain bahkan sempat diumpat sontoloyo.

“Saya langsung keluar, begitu dekat pintu keluar dia ngomong kalau kau tak suka dengan acara ini silakan kau keluar. Padahal saya sudah buka pintu. Begitu dia bilang sontoloyo saya jalan keluar,” tambahnya.

Choki menilai Gubernur Edy gila hormat hanya lantaran tidak memberikan tepuk tangan padahal memang tidak ada hal yang spektakuler. Karena selama ini Edy sama sekali tidak ada perhatian terhadap olah raga, khususnya cabang biliar.

Untuk latihan biliar menjelang Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua pun tim biliar Sumut menggunakan meja yang sudah usang, hasil pemberian dari pemerintah pada 2016 silam.

Meski berlatih menggunakan meja usang, namun atlet biliar Sumut mampu mengharumkan nama daerahnya dari ajang PON XX Papua dengan membawa sejumlah medali dan untuk cabang biliar sendiri sebanyak 12 medali.

Baca juga Dijewer Karena Tak Tepuk Tangan, Pelatih Biliar Sumut Sebut Gubernur Edy Gila Hormat

Sebelumnya, dalam acara pemberian tali kasih itu, Edy awalnya memberikan motivasi agar para atlet terus berprestasi dan mengharumkan nama Sumut. Mendengar motivasi Edy, para atlet dan pelatih yang hadir dalam kegiatan itu tepuk tangan.

Tak lama berselang, Edy melihat seorang peserta tali kasih tidak tepuk tangan. Sosok tersebut yaitu Khoirudin Aritonang alias Choki, pelatih tim biliar Sumut.

“Yang pakai kupluk itu siapa? Yang baju kuning. Kau berdiri. Kenapa kau tak tepuk tangan? Sini, sini,” kata Edy memanggil Choki ke atas panggung.

Setelah Choki maju ke panggung, Edy menanyakan posisi Choki. Choki kemudian menjawab bahwa dia adalah pelatih cabang olahraga biliar.

“Pelatih tak tepuk tangan. Tak cocok jadi pelatih ini,” kata Edy sambil menjewer Choki.

Setelah mendapatkan jeweran, Choki langsung turun dari podium dan pergi meninggalkan Edy. “Tak usah dipakai lagi. Kau langsung keluar. Tak usah di sini,” kata Edy.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Anton Hartono

Jurnalis yang terus belajar, pesepakbola yang suka memberi umpan, dan pecinta alam yang berusaha alim.
Back to top button