News

Krisis Hantam Inggris, Dua PM Mundur dalam Tiga Bulan

Liz Truss baru saja mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Perdana Menteri Inggris. Dengan demikian, Inggris mengalami pergantian dua PM hanya dalam kurun tiga bulan.

Mengutip BBC, Truss mengumumkan pengunduran dirinya sebagai PM Inggris di Downing Street, Kamis (20/10/2022). Dia mengatakan tidak mampu mengemban mandat sebagai pemimpin dan mengaku telah memberi tahu Raja Charles III perihal pengunduran dirinya.

Meski demikian, dia menegaskan akan masih bekerja sebagai PM hingga pengantinya terpilih.

Truss mundur di tengah desakan publik karena berbagai krisis yang masih terus mencekik Inggris setelah ia berkuasa.

Politisi perempuan 47 tahun itu sempat meminta maaf atas kesalahan kebijakannya yang menyebabkan banyak investor kabur sehingga krisis ekonomi kian buruk di tengah ancaman resesi.

Baru-baru ini, Truss memang menerapkan sejumlah kebijakan ekonomi yang cukup kontroversial bagi para elite Inggris. Pada 23 September lalu, misalnya, Truss mengumumkan strategi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang stagnan selama beberapa tahun terakhir.

Strategi itu mencakup pemangkasan tarif pajak hingga 45 persen dan meningkatkan pinjaman pemerintah.

Bank Sentral Inggris sampai-sampai harus melakukan intervensi untuk mencegah dana pensiun terseret dalam kekacauan tersebut.

Ketika desakan publik kian besar, Truss akhirnya mengumumkan pengunduran diri. Namun, ia masih akan memimpin Inggris hingga penggantinya terpilih dalam pemilu pekan depan.

Sebelum Truss mengundurkan diri, Menteri Dalam Negeri Inggris Suella Braverman mengkritik Truss habis-habisan soal kebijakan ekonomi sang PM yang dianggap memperburuk krisis. Tak lama setelah melancarkan kritik, Braverman mengundurkan diri.

“Saya khawatir soal arah pemerintah saat ini. Kami tak hanya melanggar janji utama terhadap para pemilih kami, saya juga khawatir soal komitmen pemerintah saat ini,” kata Braverman.

PM sebelum Truss, Boris Johnson, juga mengundurkan diri usai puluhan pejabatnya mundur karena merasa sudah tidak sanggup lagi dengan sikap dan kebijakan dia.

Johnson pernah terlibat sejumlah skandal yang turut menyebabkan ia ditendang dari kursi PM. Skandal-skandal tersebut mencakup pelanggaran pembatasan COVID-19, pemborosan anggaran, dan memilih pelaku pelecehan seksual sebagai pejabat di pemerintahannya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button