Market

Pinjol Menyasar Daerah, Warga Aceh Terjerat Utang Rp1,83 Triliun

Entah ini potret buramnya kesejahteraan rakyat Indonesia, atau minimnya literasi keuangan. Yang jelas, semakin banyak warga di daerah yang terjerat pinjaman online (pinjol). Angkanya fantastis hingga triliunan.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Aceh, Yusri di Banda Aceh, Senin (24/7/2023) menyebut, kinerja fintech peer to peer lending (pinjaman online) yang terdaftar dengan identitas nasabah dari Aceh mencapai Rp1,83 triliun, sejak pinjol diizinkan.

“Jumlah nasabah yang menggunakan jasa pinjaman daring dari Aceh, terus meningkat dari tahun ke tahun. Akumulasi pembiayaan sejak awal fintech sampai dengan Mei 2023 mencapai Rp1,83 triliun,” kata Yusri.

Ia menjelaskan, dari akumulasi total pembiayaan dimaksud, telah terdapat pengembalian dari konsumen dan saat ini outstanding pembiayaan sebesar Rp111 miliar, atau tumbuh 3,82 persen dari posisi Mei 2022 dengan outstanding sebesar Rp107 miliar.

Peningkatan outstanding pembiayaan P2P diikuti dengan peningkatan risiko kredit dari pembiayaan bermasalah atau tingkat wan-prestasi (TWP90) menjadi 1,58 persen (Mei 2023), atau meningkat dari Mei 2022 sebesar 1,16 persen.

Meski demikian, tingkat pembiayaan bermasalah dimaksud relatif masih rendah dan terkendali jika dibandingkan dengan daerah lain. TWP90 adalah ukuran tingkat wanprestasi atau kelalaian penyelesaian kewajiban nasabah fintech di atas 90 hari sejak tanggal jatuh tempo yang menjadi ukuran kualitas pendanaan fintech.

Untuk itu, agar terhindar dari perlakuan yang tidak pantas dan potensi kerugian, masyarakat Aceh yang ingin memperoleh pendanaan atau berinvestasi melalui fintech P2P diminta agar memastikan perusahaan fintech P2P adalah fintech yang terdaftar di OJK .

“Kami mengimbau masyarakat yang ingin bertransaksi dengan fintech P2P agar memastikan fintech tersebut telah terdaftar di OJK, memahami marjin yang ditetapkan dan lebih disarankan untuk keperluan modal usaha (produktif)” katanya.

Ia menambahkan, masyarakat jangan cepat terlena dan tertarik dengan iklan atau promo yang ditawarkan sebab apabila tidak dipelajari dengan baik serta mengecek perusahaan tersebut terdaftar dan diawasi oleh OJK, maka nasabah akan dirugikan di kemudian hari.

Pada semester I-2023, kata dia, OJK Aceh telah melaksanakan sebanyak 19 kegiatan edukasi kepada masyarakat dengan capaian peserta sebanyak 2.184 peserta. Program kegiatan OJK maupun OJK Aceh juga dapat dilihat pada media sosial OJK Aceh (instagram: @ojk_aceh).

“OJK terus berupaya meningkatkan edukasi dan literasi keuangan kepada masyarakat sebagai upaya melindungi nasabah terhindar dari kerugian finansial,” demikian Yusri

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button