Selepas ditinggal Menteri Budi Karya Sumadi pada 20 Oktober, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) masih menyisakan banyak persoalan. Di sisi lain, Kemenhub masuk daftar 10 lembaga dengan anggaran jumbo 2025 sebesar Rp31,46 triliun. Lalu, siapa menteri selanjutnya yang akan dipercaya oleh presiden terpilih Prabowo Subianto?
Ditengah kasak-kusuk publik, mencuat nama Wakapolri Komjen Pol Agus Andrianto dalam bursa kandidat Menhub. Pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah mengakui bahwa isu ini memang sedang santer di kalangan profesional.
“Ya memang isu ini santer karena kan yang bersangkutan itu (Agus), kaitan antara polri dengan perhubungan itu kaitan dengan keamanan itu selama hubungan darat. Karena kan ada perhubungan darat, laut, dan udara,” ucap Trubus kepada Inilah.com saat dihubungi di Jakarta, dikutip Kamis (9/10/2024).
Akan tetapi dia ragu Agus akan didapuk jadi Menhub, alasannya latar belakang sebagai polisi agak berat jika dibebankan tugas sebagai Menhub, mengingat begitu banyak persoalan yang ditinggalkan oleh menteri sebelumnya.
“Ini kan repotnya kalau nanti 100 hari dia tidak akan mendapat prestasi apa-apa, yang ada itu hanya menyelesaikan PR-PR dari Budi Karya Sumadi, karena Budi Karya Sumadi itu kan banyak meninggalkan persoalan, kasihan ya karena tekanan dari kebijakan presiden sendiri toh,” kata Trubus.
Dari informasi yang dia dengar, Trubus meyakini Prabowo akan memilih kalangan profesional yang dekat dengan dirinya atau sosok yang di-endorse oleh Partai Gerindra.
“Ada yang orang dalam itu namanya dari Partai Gerindra itu yang diajukan namanya Captain Coky Leonardo Panjaitan. Kelihatannya lebih ke situ daripada si Agus (Andrianto). Mungkin itu secara politis ditampilkan (nama Agus di ruang publik), tetapi sesungguhnya (nanti bisa jadi yang dipilih adalah) orang (Gerindra),” tutur dia.
Asal tahu saja, terdapat sejumlah persoalan transportasi yang belum bisa tuntas jelang berakhirnya masa jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Salah satunya persoalan truk dengan muatan berlebihan atau over dimension dan over load (ODOL) yang masih perlu mendapat penanganan secara intensif.
Selain itu, permasalahan angkutan massal perkotaan juga harus dikembangkan secara jangka panjang. Misalnya bus dengan sistem buy the service (BTS) yang saat ini sudah diterapkan di 13 kota.
Belum lagi di sektor transportasi udara yang masih meributkan persoalan tiket pesawat yang mahal. Lalu di ada juga persoalan til laut di Indonesia Timur.
Melihat sederet pekerjaan rumah ini, Trubus mengingatkan lagi agar nantinya Prabowo memilih menteri dari kalangan profesional, sesuai harapannya yang ingin hadirkan zaken kabinet.
“Karena zaken kabinet itu cirinya harus dijabat oleh teknokrat, profesional, akademisi dan sebenarnya satu lagi adalah orang yang punya jaringan luar. Artinya mendatangkan cuan, bukan menghabiskan APBN,” ucap dia menegaskan.