Anggarannya Dijatah Rp71 Triliun, Berapa Lama Program Makan Bergizi Gratis Bertahan?


Mungkin tak banyak yang tahu, biaya untuk menggelar program makan bergizi gratis (MBG) yang menjadi prioritas pemerintahan Prabowo Subianto mencapai Rp1,2 triliun. Kalau anggarannya hanya Rp71 triliun, maka program tersebut, kemungkinan hanya cukup untuk 59 hari.

“Ini uang yang tidak sedikit, Rp 1,2 triliun setiap hari Badan Gizi Nasional akan keluarkan untuk investasi SDM (sumber daya manusia) masa depan,” kata Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana yang dipercaya menjalankan program MBG dalam acara BNI Investor Daily Summit 2024, di Jakarta, Selasa (8/10/2024).

Untuk tahap awal, kata dia, program MBG akan menyasar 82,9 juta penerima terdiri dari anak-anak usia sekolah dari PAUD hingga SMA, ibu hamil dan menyusui.  

Dari anggaran Rp1,2 triliun per hari, sebesar Rp800 miliar digunakan untuk belanja kebutuhan untuk program MBG. Kebutuhan yang dimaksud terkait komoditas pangan.

Untuk pemenuhan bahan pangan program MBG, Dadan meyakini, berimplikasi positif terhadap perekonomian di daerah. Pasalnya, pemerintah bakal menyerap komoditas pangan langsung dari pasar di masing-masing daerah, tempat digelarnya program MBG.

“Kelemahan ekonomi Indonesia selama ini kekurangan likuiditas pedesaan, dan dengan program Prabowo-Gibran ini likuiditas kita atasi,” katanya.

Pelaksanaan program MBG, lanjut Dadan, menjadi sangat krusial untuk dijalankan. Demi mewujudkan cita-cita Indonesia Maju pada 2045. Apalagi, saat ini, tingkat reproduksi masyarakat kelas bawah jauh lebih tinggi ketimbang kelas menengah ke atas.

Akan sangat berbahaya jika pemerintah tidak melakukan intervensi, gizi anak dari masyarakat kelas bawah berpotensi tidak terpenuhi. Dikhawatirkan menghambat cita-cita menjadikan Indonesia negara maju.

“Jadi bisa dibayagkan populasi Indonesia 2045 ketika tidak kita intervensi dengan gizi yang baik, apa yang terjadi dengan populasi Indonesia akan menggulung dari keluarga miskin, artinya kurang mampu, bersaing saja susah,” ucap Dadan.

Data menunjukkan, anggota rumah tangga berdasarkan kelas, jumlahnya terbalik. Kelas atas yang notabene punya penghasilan cukup, hanya 2,84. Artinya dari 100 orang kaya, 84 orang hanya memiliki 1 anak. sementara 16 orang lainnya tidak memiliki anak.

Sedangkan keluarga miskin, anggota keluarganya 4,78. Artinya, satu keluarga miskin rata-rata memiliki 3 anak. Kalau digabungkan miskin dan rentan miskin menuju kelas menengah, rata-rata populasi menjadi tinggi. Jadi, setiap tahun akan bertambah 3 juta dari keluarga yang mayoritas miskin dan rentan miskin. Lahirnya 4 juta, yang hidup 3 juta.

Mengingatkan saja, Prabowo Subianto berkomitmen untuk merealisasikan program MBG secara bertahap. Disesuaikan dengan APBN. Tahun pertama, anggaran untuk program MBG disiapkan Rp 71 triliun.