Anggota Oposisi Serbia Lemparkan Granat Asap dan Gas Air Mata di Gedung Parlemen


Anggota parlemen oposisi Serbia telah melemparkan granat asap dan gas air mata di dalam parlemen untuk memprotes pemerintah dan mendukung demonstrasi mahasiswa. Akibat ulahnya ini, seorang legislator menderita stroke selama kekacauan itu.

Saat sidang musim semi parlemen dibuka Selasa (4/3/2025), setelah koalisi berkuasa yang dipimpin Partai Progresif Serbia (SNS) menyetujui agenda, beberapa politisi oposisi berdiri dan berlari dari tempat duduk mereka menuju juru bicara parlemen kemudian berkelahi dengan petugas keamanan.

Sementara yang lain melemparkan granat asap dan gas air mata. Dalam siaran langsung televisi terlihat asap hitam dan merah muda di dalam parlemen, yang juga telah menyaksikan perkelahian dan pelemparan air dalam beberapa dekade sejak diperkenalkannya demokrasi multipartai pada 1990.

Ketua DPR Ana Brnabic mengatakan dua anggota parlemen terluka, salah satunya, Jasmina Obradovic dari partai SNS, menderita stroke dan dalam kondisi kritis. “Parlemen akan terus bekerja dan membela Serbia,” katanya dalam sidang tersebut. Saat sidang berlanjut, politisi koalisi yang berkuasa berdebat sementara anggota parlemen oposisi bersiul dan meniup terompet.

Demonstrasi yang dipimpin mahasiswa selama empat bulan telah menarik minat guru, petani dan pihak lain serta menjadi ancaman terbesar bagi kekuasaan Presiden Aleksandar Vucic yang telah berlangsung satu dekade. Banyak warga Serbia mengecam korupsi dan ketidakmampuan dalam pemerintahan.

Di dalam gedung parlemen, para anggota oposisi juga membawa spanduk bertuliskan “Mogok umum” dan “Keadilan bagi mereka yang terbunuh”. Sedangkan di luar gedung, para pengunjuk rasa berdiri dalam keheningan untuk memberi penghormatan kepada 15 orang yang terbunuh oleh runtuhnya atap stasiun kereta api yang menjadi pemicu gerakan protes.

Para pemimpin protes menyerukan unjuk rasa besar-besaran di ibu kota Belgrade pada 15 Maret atas runtuhnya atap stasiun di Novi Sad pada bulan November meskipun bangunan tersebut telah direnovasi secara besar-besaran. Insiden tersebut memicu kemarahan yang telah lama membara di negara tersebut atas korupsi serta dugaan kurangnya pengawasan terhadap proyek konstruksi dan pembangunan.

Parlemen hari ini sebenarnya akan mengesahkan undang-undang untuk menambah dana universitas sesuai tuntutan utama mahasiswa yang memblokir fakultas sejak Desember. Pembahasan tentang pengunduran diri Perdana Menteri Milos Vucevic juga dijadwalkan. Namun, pokok bahasan lain yang diajukan koalisi yang memerintah membuat pihak oposisi marah dan memicu kekacauan.